"Di Dukcapil pakai pengamanan berlapis, menggunakan saluran khusus privat network. Jadi beda dengan internet yang dipakai publik, ibaratnya kita punya jalan tol sendiri," ujar Zudan saat ditemui di kantor BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Salemba Raya, Kamis, 28 Maret 2019.
Untuk pengamanan ini, Ditjen Dukcapil menginvestasikan dana sebesar Rp2 triliun yang dipergunakan untuk memperkuat teknologi dan sumber daya manusia.
"Memang untuk cyber security ini investasinya mahal. Tapi jadi murah kalau banyak yang memakai. Saat ini data di Dukcapil telah digunakan oleh 1.183 institusi," terang Zudan.
Salah satu institusi yang memanfaatkan data Ditjen Dukcapil adalah BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK). Lewat program KTP-el Reader, peserta BPJSTK bisa mengkaim uang Jaminan Hari Tua (JHT) lebih mudah dan cepat dengan pemindaian sidik jari.
"Kita meluncurkan satu teknologi digital yaitu menggunakan KTP-el Reader untuk mempercepat pengajuan klaim. Dengan teknologi ini kita bisa mereduce waktu yang tadinya butuh 20 menit jadi hanya perlu enam menit," ujar Direktur Utama BPJSTK Agus Susanto pada kesempatan yang sama.
Agus menerangkan saat ini KTP-el Reader telah tersebar di 80 titik kantor cabang BPJSTK di DKI Jakarta dan beberapa provinsi. Hingga akhir tahun BPJSTK menargetkan 790 mesin tersebar di kantor cabang di 34 provinsi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News