Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan keputusan pembatasan ekspor bagi ketiga negara produsen karet itu merupakan kebijakan jangka pendek untuk menolong rendahnya harga karet global. Dalam jangka waktu tiga bulan ke depan, ketiga negara itu membatasi ekspor karet dengan total sekitar 200 ribu hingga 300 ribu metric ton (MT).
"Perhitungan rinci pelaksanaannya akan dibahas kembali oleh para pejabat tinggi pada 4 Maret. Jadi kira-kira semingguan lagi, di situ akan keluar angka-angka rinciannya. Kebijakan ini penting diakukan supaya harga benar-benar kembali ke arah fundamentalnya," ujar Dadrmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Senin, 25 Februari 2019.
Implementasi AETS, jelas Darmin, dilanjutkan kebijakan jangka menengah dengan memaksimalkan penggunaan karet dalam negeri melalui mekanisme demand promotion scheme (DPS). Keputusan itu dijalankan guna meningkatkan konsumsi karet domestik secara signifikan di masing-masing negara.
Di Indonesia, utilisasi karet alam terdapat pada proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan provinsi dan kabupaten yang tersebar di seluruh negeri, damper jalur rel, pemisah jalan, bantalan jembatan, dan vulkanisir ban.
"Kita punya industri ban, industri ban vulkanisir, dan beberapa industri lain. Tapi, kita baru mulai menggunakan karet alam sebagai campuran aspal. Baru mulai tahun ini dan belum banyak," ungkapnya.
Darmin meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Pertanian (Kementan), serta kementerian/lembaga terkait lainnya untuk meningkatkan penggunaan karet alam.
"Akan kita gunakan (karet alam lokal) sebanyak mungkin di mana Menteri PUPR sedang menyelesaikan standar aspal yang dicampur dengan karet, baik untuk di pusat, provinsi, dan kabupaten, sehingga jumlahnya akan cukup besar. Itu akan menaikkan penggunaan karet alam dan setelah tiga bulan tidak terdorong turun kembali," beber Darmin.
Sementara, Thailand telah menerapkan operasi pasar strategis melalui enam pasar fisik karet yang kemudian mampu memperbaiki harga karet alam di pasar domestiknya. Operasi tersebut mampu meningkatkan volume perdagangan karet alam Thailand pada 2018 menjadi 105.600 MT atau senilai USD225 juta.
Malaysia, akan meneruskan proyek jalan berlapis karet. Pemerintah Malaysia, terang Darmin, sudah menyetujui anggaran sebesar RM100 juta untuk pembangunan dan perawatan jalan yang menggunakan aspal yang dimodifikasi dari karet pada area pelabuhan dan industrinya.
Selanjutnya untuk jangka panjang, para menteri juga berkomitmen melanjutkan dan memperbaiki implementasi peremajaan karet alam melalui supply management scheme (SMS). Skema ini berperan penting dalam pencapaian titik keseimbangan antara supply dan demand karet alam dengan mengakselerasi penanaman kembali (replanting) karet alam.
"Di Indonesia yang sudah dilakukan Kementan yakni dari lahan replanting sejumlah 60 persen itu ditanami karet, dan sisanya ditanami tanaman lain, semisal kakao, hortikultura, dan sebagainya. Dengan demikian, kalau kita bisa meremajakan besar tiap tahun, itu akan kemudian bisa menyerap atau mengurangi juga sementara, tidak terus menerus," pungkas Darmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News