Ilustrasi. ANTARA/Anis Efizudin
Ilustrasi. ANTARA/Anis Efizudin

Kadin Dorong Singkong Jadi Komoditas Andalan

Anshar Dwi Wibowo • 08 Januari 2015 16:01
medcom.id, Jakarta: Ketua Komite Tetap Koordinator Perekonomian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Wilayah Indonesi Timur Nasruddin Tueka mengatakan, pada tahun ini Kadin akan mendorong pengembangan industri berbasis singkong.
 
"Investasi ke komoditi pertanian dan yang siap singkong. Kita akan membangun di daerah yang lahannya tidak dialokasikan untuk tanaman padi," ujar Nasruddin di Jakarta, Kamis (8/1/2015).
 
Sebagai tahap awal, pihaknya membidik lahan seluas 500 hektar. Namun, lokasi persisnya belum ditentukan sebab mesti melakukan koordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

"Ada sinkronisasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan kita juga akan berkonsetrasi ke desa-desa di Indonesia timur," tuturnya.
 
Nasruddin mengungkapkan, pengembangan industri singkong akan terintegrasi dari hulu sampai hilir. Produksinya mencapai 30-50 ton per hektar. Bahan mentah singkong akan diolah menjadi tepung tapioka atau chips yang berupa potongan-potongan kecil.
 
Nantinya, produk tersebut akan menjadi komoditas ekspor ke sejumlah negara seperti Kanada dan Tiongkok. Adapun pesaing utama di Asia Tenggara ialah Kamboja dan Vietnam.
 
"Prinsipnya bagaimana berkontribusi ke Indonesia timur untuk membangun ekonomi masyarakat yang padat dengan inovasi dan memberikan pemahaman supaya bisa hidup dari singkong," katanya.
 
Bukan itu saja, Nasruddin membidik para petani singkong bisa masuk ke dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan bisa mengikuti program pembelian rumah.
 
Untuk mengakselrasi rencana tersebut, dia menambahkan, dalam dua minggu ke depan, pihaknya akan membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah. Itu akan menjadi payung untuk pengembangan komoditas singkong.
 
Selain pengembangan singkong, pada 2015, Kadin juga akan mendorong pengembangan energi listrik berbasis biomassa yang didapatkan dari hutan tanaman industri. Ini akan dikembangkan di Morowali, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Pun, bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan membantu program pemberian alat penangkap ikan atau bubu dan keramba untuk ikan kerapu. Nilai investasi secara keseluruhan yang akan dikeluarkan selama 2015 mencapai Rp11 triliun.
 
Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengatakan, Kadin berencana menerapkan model pembangunan desa industri mandiri (DIM) yang sudah tiga tahun dirintis Ditjen IKM. Caranya melalui pembuatan rumah produksi dan inkubator IKM pembuatan pupuk organik cair (POC) dan nutrisi organik cair (NOC) yang mampu meningkatkan produktifitas hasil pertanian, peternakan, perikanan secara signifikan bersama tim microbiologi IKM.
 
"Kawasan timur akan menggarap singkong, Kadin menyediakan lahan, orang-orangnya, mesin pembuat chips singkong dan pasarnya ke Tiongkok," ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan