Ilustrasi. Antara/Septianda Perdana
Ilustrasi. Antara/Septianda Perdana

Masyarakat Indonesia Belum Memiliki Persiapan Pensiun Nyaman

29 April 2015 18:11
medcom.id, Jakarta: HSBC merilis, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh HSBC, masyarakat Indonesia belum memiliki kesiapan yang cukup untuk menghadapi masa pensiun. Hal tersebut diungkapkan oleh Head of Wealth Management HSBC Indonesia Steven Suryana, di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
 
Steven memaparkan, survei tersebut dilakukan di 15 negara, termasuk Indonesia, dengan jumlah responden sebanyak 1.000 orang berusia 25 tahun ke atas, baik yang masih bekerja maupun sudah pensiun, dan dipilih secara acak dan umum. "Dari 1.000 orang tersebut, 12 persen percaya bahwa usia 30 adalah usia yang ideal untuk memulai perencanaan persiapan pensiun, padahal di Amerika, usia 30 dinilai sudah terlambat," tutur Steven.
 
Selain itu, survei yang bertajuk Future of Retirement ini juga menunjukkan, hampir seperempat atau 23 persen responden menyatakan, alasan utama yang menghambat persiapan pensiun yang nyaman adalah ketidakmampuan untuk menyisihkan pendapatan. Sedangkan 66 persen lainnya sedang memiliki kewajiban lain yang lebih penting dan mendesak.

"Jadi mereka menganggap persiapan pensiun ini belum menjadi prioritas, padahal 49 persen responden usia pensiun menyatakan mereka menyesal tidak memulai persiapan lebih awal," ujar Steven.
 
Alasan lain yang menyebabkan ketidaksiapan tersebut juga nampak dari perbedaan yang kontras antara responden usia pekerja yang berencana akan menyisihkan hampir seperempat pendapatannya untuk tabungan pensiun, dan responden usia pensiun yang menyatakan hanya menyisihkan kurang dari 15 persen untuk tabungannya.
 
Survei tersebut juga menunjukkan, di Indonesia 51 persen usia pekerja memang sudah mengkhawatirkan kecukupan tabungan yang dimiliki untuk dapat hidup nyaman di masa pensiun. Dari 51 persen tersebut, sebanyak 59 persen wanita menunjukkan kekhawatiran lebih dibandingkan pria yang hanya 44 persen.
 
Selain itu, terdapat kecenderungan pada lebih dari tiga perempat usia pekerja yang ingin melalui masa semi pensiun sebelum pensiun sepenuhnya. Dalam masa semi pensiun tersebut, survei menunjukkan 44 persen responden ingin tetap menjalani pekerjaan mereka, namun dengan jam kerja yang berkurang, 44 persen lainnya menyatakan ingin melakukan pekerjaan yang berbeda, dan 11 persen sisanya berencana untuk bekerja dengan jumlah jam kerja yang sama namun pekerjaan yang berbeda.
 
Ada faktor budaya yang memengaruhi gaya hidup setelah pensiun. Jadi, ada yang memilih untuk menyeimbangkan uang yang dipakai dengan yang disisihkan untuk generasi berikutnya, ada juga yang memilih untuk memakai semua uangnya dan membiarkan generasi berikutnya memulai sendiri tabungannya dari awal.
 
"Sehingga, sembilan dari 10 responden usia pensiun menyatakan, mereka belum dapat mewujudkan setidaknya satu dari cita-cita masa pensiun mereka," pungkas Steven.   (Anastasia Arvirianty)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan