Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: Medcom.id/Annisa Ayu)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Foto: Medcom.id/Annisa Ayu)

Reformasi WTO Diyakini Turunkan Tensi Perang Dagang

Ilham wibowo • 12 Juni 2019 15:42
Jakarta: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai badan yang mengawasi dan mengatur sistem perdagangan global tidak lagi berfungsi dengan baik. Tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok bahkan hingga kini tidak kunjung mereda.
 
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menilai betapa WTO tidak bisa berbuat banyak menangani permasalahan yang terjadi. Pernyataa itu disampaikan Enggar dalam Pertemuan Tingkat Menteri G20 yang berlangsung di Tsukuba, Jepang, pada 8-9 Juni 2019.
 
"Kita menyoroti peran dan fungsi WTO, kita dukung dilakukannya reform tetapi ktia juga menitipkan agar dibagi dua yaitu proses dan substansinya," kata Enggar usai menghadiri acara halalbihalal di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juni 2019.

Reformasi WTO juga diperlukan untuk memperkuat kerja sama multilateral yang mulai ditinggalkan sejumlah negara dalam melaksanakan komitmen perdagangan. Peran WTO dalam menyelesaikan sengketa juga tidak berfungsi karena kekosongan anggota appellate body di badan tersebut.
 
Hingga saat ini, banyak persoalan perdagangan yang terjadi dan tidak menemui titik temu. Alhasil, masalah itu diselesaikan secara sepihak lantaran adanya defisit kepercayaan terhadap WTO.
 
"Kita secara khusus sampaikan appelate body yang kalau tidak diisi pada Desember ini maka WTO akan kehilangan fungsinya untuk dispute settlement," ungkapnya.
 
Lebih lanjut, Enggar mengatakan Indonesia mendukung Jepang sebagai Presiden G20 agar menghasilkan kesepakatan bersama. Namun demikian, jalan yang ditempuh dipastikan bakal menemui hambatan berat terutama kepentingan politik Amerika Serikat dan Tiongkok yang terlibat langsung perang dagang.
 
"Terus terang Amerika meminta untuk tidak dimasukkan mengenai appelate body mengenai tensi yang meningkat dari perang dagang, di sisi lain Tiongkok juga meminta tidak disampaikan mengenai pembatasan baja yang tahun ini habis," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan