?Wakil Presiden Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto. MTVN/Dian Ihsan Siregar.
?Wakil Presiden Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto. MTVN/Dian Ihsan Siregar.

Kerukunan, Kunci Sritex Hidup 50 Tahun di Indonesia

Dian Ihsan Siregar • 24 Agustus 2016 20:30
medcom.id, Jakarta: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex sudah berjalan 50 tahun dalam dunia bisnis tekstil. Dalam menjalani bisnis‎ agar bisa bertahan lama, semua pemangku kepentingan, baik pemegang saham, karyawan maupun lainnya harus mementingkan kerukunan dalam berkeluarga.
 
‎Wakil Presiden Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan, bisnis keluarga memang tidak terlepas dari keluarga itu sendiri. Maka dari itu, kerukunan merupakan hal paling penting dalam menjalankan bisnis keluarga. 
 
"Bisnis keluarga atas dasar value atau nilai itu sendiri. Ketika rukun maka tidak akan menjadi konflik. Itu yang membuat semua menjadi profesional dalam menjalankan bisnis yang lebih baik," tutur Iwan, ditemui dalam acara Indonesia Brand Forum (IBF)‎ di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Keluarga besar Sritex, diakuinya, sangat bangga mempunyai perusahaan yang besar di bidang tekstil, karena bisnis perusahaan berjalan dari hulu ke hilir. Sehingga, semua aneka bisnis tekstil ada di tangan perusahaan.
 
"Pesan-pesannya pasti merupakan mimpi besar bagi Sritex yang mempunyai industri dari hulu dan hilir yang berpusat di Indonesia, ini merupakan mimpi besar bagi kami," jelas Iwan.
 
Pada saat ini, menurut Iwan, komposisi penjualan sekitar 50 persen untuk ekspor, sedangnya sisanya disalurkan ke dalam negeri. Perseroan sudah banyak menghasilkan produk, setidaknya sudah disebar ke 50 negara yang ada di dunia.
 
Demi mendapatkan pasar yang lebih baik dan terus berkembang, Iwan mengakui, perseroan terus menjalankan inovasi produk.‎ Dengan begitu, konsumen tidak lari dan terus percaya oleh produk yang telah dikeluarkan oleh perseroan.
 
"‎Inovasi produk baru kita masih dalam tahap uji, kita bisa memproduksi antiapi, sekarang benar-benar anti apinya untuk seperti bahan tahan api. Tahan api untuk damkar, itu yang kita produksikan luar negeri. Kita adalah manufaktur pertama dan satu-satunya yang mempunyai lisensi buat seragam Jerman," beber Iwan. 
 
Iwan menambahkan menjalani bisnis keluarga pun memiliki tantangan yang luar biasa, seperti konflik kepentingan dan kebijakan. Beruntungnya semua itu bisa diminimalisir dengan baik, dengan cara menjalankan komunikasi secara intens satu dengan lainnya, dan menerima masukan yang datangnya dari luar.
 
"Kita juga mengeluarkan nilai esensi bisnis keluarga seperti apa. Sritex juga ada perubahan manajemen. Walaupun itu profesional yang akan mengetahui esensi dari perusahaan. Semua itu akan membuat kinerja kita lebih baik," ucap Iwan.
‎‎
‎"Kita jangan menunggu bola, market itu harus dijemput, bagaimana bisa berkolaborasi, dan menerima ide-de yang menarik. Kami menemukan strategi yang membuat kita tahan terhadap krisis lain-lain," pungkas Iwan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan