Wakil Ketua Kadin Anton J Supit. MI/M. IRFAN
Wakil Ketua Kadin Anton J Supit. MI/M. IRFAN

Ketersediaan Daging Ayam Harus Disiapkan 6 Bulan Sebelum Lebaran

Eko Nordiansyah • 14 Juni 2016 17:29
medcom.id, Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, persiapan pemerintah dalam memasok daging ayam harus dilakukan sejak jauh hari. Hal ini sebagai langkah antisipasif untuk menekan tingginya harga berbagai porduk pangan.
 
Wakil Ketua Kadin Anton J Supit mengatakan Kadin juga akan mempersiapkan data kebutuhan daging ayam di berbagai daerah. Setidaknya ini akan dilakukan melalui Kadin daerah pada enam bulan menjelang lebaran.
 
"Karena ironisnya, kita sebagai produsen paling tidak mempersiapkan 15 sampai 20 persen ekstra produksi, karena ada kebutuhan lebaran. Tapi selalu naik begini, memang ada masalah logistik," kata dia di Thamrin City, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2016).

Persiapan sejak enam bulan sebelum Lebaran diakui Supit akan membuat pasar tidak panik. Dengan perencanaan yang matang juga akan dapat diperhitungkan kebutuhan impor sehingga impor tidak dilakukan mendadak menjelang lebaran tiba.
 
Di sisi lain, pemerintah juga tidak perlu menyalahkan pengusaha, yang disebut sebagai mafia daging ayam. Padahal harga di beberapa pasar modern seperti Hypermart cenderung stabil baik menjelang lebaran atau hari-hari biasa.
 
"Kita lihat sendiri di modern market harga tetap seperti itu. Hanya Rp29 ribu per kg. Jadi bahwa ada satu dua pengusaha yang memang agak nakal betul, saya tidak menutupi. Tapi jangan digeneralisasi. Seakan kita dengan sengaja mengacaukan pasar, menaikkan harga demi keuntungan. Itu enggak benar," jelas dia.
 
Dirinya menambahkan, kenaikan harga daging ayam untuk beberapa ribu rupiah saja masih taraf yang wajar. Namun tak bisa dipungkiri memang masyarakat Indonesia lebih menyukai berbelanja di pasar tradisional dibandingkan di supermarket atau pasar modern.
 
"Kalau merasa di pasar tradisional agak tinggi. Ini ada pasar modern yang berbelanja juga lebih nyaman. Apa salahnya. Cuma memang ada kenikmatan juga berbelanja di pasar tradisional. Di sini kan enggak ada komunikasi sosial, terus harga juga enggak bisa negosiasi. Konsumen bisa memilih. Dan ini tidak ada rekayasa, memang begitu," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan