Dinas Perdagangan dan UMKM Kota Tasikmalaya mengecek harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan. Foto: MI/Kristiadi
Dinas Perdagangan dan UMKM Kota Tasikmalaya mengecek harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan. Foto: MI/Kristiadi

Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadan Sudah Biasa, tapi Harus Dibenahi

Ilham wibowo • 04 Juni 2016 11:52
medcom.id, Jakarta: Kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadan dianggap sudah biasa karena berulang setiap tahun. Pemerintah dituntut membenahi kondisi ini.
 
"Ada beberapa komoditas yang perlu diperhatikan. Misalnya daging sapi, daging ayam ras, ikan segar, dan bumbu seperti cabai, bawang merah, serta bawang putih mengalami kenaikan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo saat diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/6/2016).
 
Anggota DPR Komisi IV Daniel Johan menuturkan, kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadan sudah menjadi kabar biasa. Ia menduga, kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadan karena ada masalah di data dan perencanaan pemerintah.

"Persoalan data dan perencanaan harus dibenahi. Kalau data benar berarti perencanaannya ada yang salah. Bisa saja perencanaan benar, datanya ngawur," kata Daniel.
 
Pemerintah perlu memperhatikan sektor produksi dan distribusi mengatasi kenaikan harga bahan pangan. Ia menuturkan, produksi tinggi belum bisa menentukan penurunan harga jika ada yang menghambat pada sisi distribusi. Sehingga, pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat selalu dalam kondisi kurang.
 
"Pemerintah harus memastikan suplai tersedia dan jalur distribusi berjalan dengan baik," tuturnya.
 
Masih dalam acara yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Kementerian Pertanian (Kementan) Yanuardi menyebut, pihaknya telah menaikkan produksi agar harga tidak melonjak tinggi saat Ramadan. Kementerian merencanakan masa tanam agar produksi bahan pangan memenuhi kebutuhan masarakat.
 
"Kami sudah mengatur manajemen tanam agar harga tidak melonjak tinggi. Bawang misalnya, manajemen tanam menjelang Juni kami naikkan 10 persen," kata Yanuardi.
 
Secara uji produksi, sektor sayuran tidak bermasalah. Ia menduga, kenaikan harga terjadi pada tingkat distributor dan pengecer.
 
"Produksi sudah naik, harga di pasar induk sudah turun, tetapi di retail malah tinggi. Data kami di lapangan, kami survei cukup tinggi di tingkat retail (pengecer)," paparnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan