Chief Executive Officer (CEO) Citibank NA Indonesia Batara Sianturi di merinci hingga kuartal III-2018 atau akhir September 2018 porsi kredit UMKM dari total kredit yang disalurkan perusahaan baru 8,9 persen atau masih jauh dari 20 persen.
"Memang ada keterbatasan untuk penyaluran kredit di sektor itu," kata Batara, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Jumat, 9 November 2018.
Padahal, secara keseluruhan pertumbuhan kredit bank yang berpusat di New York, Amerika Serikat itu mencapai 22 persen seccara tahun ke tahun (yoy) atau sebesar Rp48,5 triliun. Penopang penyaluran kredit Citibank adalah layanan kredit institusional di sektor keuangan, pertambangan dan manufaktur.
"Memang agak sulit untuk 20 persen (untuk kredit UMKM). Di samping itu, pembanding kami yakni kredit secara keseluruhan makin besar yakni tumbuh 22 persen, jadi rasio (UMKM) makin kecil," ujar dia.
Batara tidak memungkiri rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di kredit UMKM juga masih tinggi yakni 4,88 persen secara gross. Angka itu naik tipis dibandingkan dengan akhir Desember 2017 yang sebesar 4,71 persen.
Adapun Bank Indonesia sejak 2015 menerapkan regulasi rasio penyaluran kredit UMKM agar perbankan dapat menopang perkembangan UMKM. Peraturan itu tercantum di PBI No 17/12/PBI/2015 itu yang di antaranya mengatur bank harus dapat menyalurkan kredit UMKM sebesar minimum 20 persen dari total portofolio kreditnya di 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id