Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun bisa merasakan bagaimana rasanya tak punya kampung halaman. Basuki merasakan derita yang dialami warga korban gempa dan tsunami ini. Baginya, tak mudah jika seseorang sudah sejak lahir tinggal di kampung halaman lalu harus pindah dari tempat itu.
"Enggak gampang kita lahir di satu tempat, lalu harus pindah. Saya merasakan dan saya enggak punya kampung halaman. Rumah bapak ibu saya dijual, itu enggak gampang, tercabut dari kampung halaman atau kelahiran," ujar Basuki, sedikit tersendat, saat ditemui di sela agenda Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali, belum lama ini.
Cerita Basuki ini terkait dengan relokasi korban gempa yang terdampak fenomena likuifaksi. Pemerintah rencananya akan membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) di bekas lahan likuifaksi tersebut.
Namun demikian, proses relokasi tersebut dibutuhkan pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat secara mendalam. Bahkan hingga ke ulama.
"Kemarin kita bertemu sebentar dengan ulama yang ada pesantrennya di sana. Kita pendekatan dahulu, karena relokasi pasti yang merasakan langsung masyarakat," ujar Basuki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News