Direktur Keuangan Bank Bukopin M Rachmat Kaimuddin mengatakan, penerbitan surat utang tersebut rencananya akan dilakukan pada kuartal III atau kuartal IV. Raihan dana dari obligasi tersebut akan digunakan untuk penguatan likuiditas perseroan.
"Obligasi Rp1 sampai Rp2 triliun kita pertimbangkan, lihat kondisi pasar. untuk poenguatan likuiditas," kata Rachmat saat ditemui di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.
Rachmat menilai, saat ini kondisi pasar keuangan cenderung kondusif. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia sudah mulai dovish terhadap kenaikan suku bunga. Hal itu yang membuat Bank Permata optimistis terhadap pasar obligasi tahun ini.
Selain itu, Rachmat juga menyebutkan perseroan berencana untuk menerbitkan efek utang yaitu efek beragun aset atau EBA. Untuk penerbitan nilai EBA tersebut akan berkisar antara Rp1 triliun sampai Rp2 triliun.
Adapun, aset yang akan diagunkan oleh perusahaan adalah tagihan berkualitas milik perusahaan seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan high quality kredit konsumer.
"EBA itu sekitar akhir semester 1 atau awal semester 2 sekitar Rp1 sampai Rp2 triliun," sebut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News