Direktur Teknik dan Produksi Peruri, Subandrio menyatakan perlu adanya peningkatan teknologi untuk dapat menghasilkan kertas uang yang sesuai standar. "Inisiasi pabrik kertas uang dengan bahan lokal itu dari Bank Indonesia, saat ini semua masih impor," ungkapnya dalam konferensi pers kinerja kuartal I/2015 di Hotel Gran Mahakam Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Sejauh ini penelitian masih dilakukan oleh balai selulosa di BPPK Bandung, Jawa Barat untuk memperoleh bahan baku domestik. Akan tetapi bahan baku dari Kalimantan Utara yang ditelisik ternyata belum cocok untuk dijadikan kertas dan masih dipakai untuk tali tambang kapal.
"Khusus di Filipina itu pakai serat khusus, jadi campuran untuk kertas uang masih diteliti," tukasnya. Dia mengakui kapas dalam negeri masih belum memiliki serat yang memenuhi kualitas pembuatan kertas uang.
Berbeda dengan kapas yang berasal dari Uzbekistan dan Peru yang sudah memiliki serat yang mumpuni. Dia juga menyebut hingga saat ini kebutuhan impor kapas untuk kertas uang bisa mencapai 6.000 hingga 7.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News