"Sudah berlangsung hampir sebulan terakhir ini tidak ada lagi kegiatan OP, termasuk di Kota Palu," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Sulteng Abdul Gani B Kanae, seperti dikutip dari Antara, di Palu, Kamis (31/3/2016).
Ia menjelaskan, penghentian OP selain karena harga beras di tingkat pengecer di seluruh daerah di Sulteng sudah turun, juga rastra (beras untuk keluarga sejahtera) sudah disalurkan Bulog kepada Rumah Tangga Aasaran (RTS) yang tersebar di 13 kabupaten dan kota di provinsi ini.
Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan harga beras di tingkat pengecer turun selain karena suplai dari sentra-sentra produksi semakin banyak dan lancar, juga karena rastra telah disalurkan. Bahkan, lanjutnya, penyaluran rastra di Sulteng terbilang paling cepat.
"Jatah rastra RTS di Sulteng sudah kami salurkan pada Februari 2016," tuturnya.
Rata-rata setiap bulan jatah rastra disalurkan Bulog di Sulteng mencapai 3.000 ton. Pada Februari 2016, Bulog menyalurkan rastra untuk dua bulan, Januari-Februari. Berarti selama dua bulan itu, jatah rastra disalurkan kepada RTS sebanyak 6.000 ton.
Namun demikian, kata Gani, apabila terjadi gejolak harga beras di tingkat pengecer, Bulog sewaktu-waktu dapat kembali melaksanakan OP. "Tidak ada masalah, sebab Bulog masih memiliki stok beras di gudang cukup memadai, meski kegiatan pengadaan beras lokal untuk musim panen (MP) 2016 ini belum berjalan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News