Joint statement dari ketiganya ini dilakukan untuk menjaga ekosistem terumbu karang di Indonesia dari penggunaan bahan peledak. Tito mengungkapkan bahaya penggunaan alumunium yang dicampur dengan belerang dan arang bagi populasi ikan di Indonesia. Apalagi ditujukan sebagai bahan peledak atau bom ikan.
"Ini kerja sama Bea Cukai, KKP, dan Polisi. Untuk kasus alumunium ini jadi perhatian kami, karena bahan peledak. Kalau dicampur dengan belerang dan arang bisa jadi black powder. Ini bisa jadi bom ikan, menghancurkan terumbu karang," tegas Tito di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (13/9/2016).
Selama ini, tutur Tito, dalam satu tahun pihaknya sudah menangkap tiga kali kapal Malaysia yang masuk di Perairan Timur Indonesia. Mereka menghancurkan laut Indonesia dan sebagian besar merusak laut Indonesia bagian timur.
"Tahun ini sudah tiga kali ditangkap kapal dari Malaysia masuk ke perairan pantai timur Sumatera, yang jumlah terakhir sebanyak 50 ton. Itu luar biasa. Itu yang membuat kita lihat bagamana hancurnya laut kita," papar dia.
Beberapa daerah, sebut Tito, adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Flores, Sumbawa, dan Papua. Menurutnya ini sebagai satu tindak kejahatan berantai dan sudah barang tentu ada jaringan didalamnya.
"Kita lihat ini ada jaringan yang brmain, masuk melalui pantai timur. Nanti suplainya terutama ke bagian timur di Sulteng, Sulsel, Flores, sumbawa, bahkan sampai Raja Ampat Papua," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News