Ilustrasi (MI/BARY FATHAHILAH)
Ilustrasi (MI/BARY FATHAHILAH)

Pinsar Minta Harga Acuan Telur Ayam Direvisi

Kautsar Widya Prabowo • 17 Juli 2018 11:19
Jakarta: Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia menilai harga acuan untuk telur ayam di tingkat konsumen sebesar Rp22 ribu per kilogram (kg) perlu dikaji kembali. Hal itu lantaran ongkos produksi meningkat dan adanya pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dari pemerintah.
 
Ketua Asosiasi Peternak Petelur Indonesia Feri menilai AGP yang berfungsi untuk membuat pencernaan ayam lebih baik perlu diganti dengan penggunaan bahan-bahan organik. Dengan perubahan itu, Feru menilai, harga acuan untuk telur ayam di tingkat konsumen perlu diubah.
 
"Kisarannya sekitar Rp19 ribu-Rp22 ribu. Bisa juga sampai Rp24 ribu di tingkat peternak," ujarnya, di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin, 16 Juli 2018.

Menurutnya bahan pengganti AGP bisa diganti dengan probiotik, prebiotik, minyak esensial, acidifier, dan obat-obatan herbal lainnya. Namun, ia tidak menampik, perubahan tersebut memerlukan ongkos produksi yang lebih besar dari sebelumnya.
 
"Ketika dicabut lalu kita gantikan tiap peternak beda-beda karena ada esensial oil dan ada probiotik. Cari substitusi yang tidak bahaya yang bisa bersihkan saluran pencernaan ayam, sekitar Rp50 sampai Rp100 per kg pakan," tambahnya.
 
Lebih lanjut, ia memastikan, harga telur yang berada di konsumen dengan harga Rp30 ribu per kg dalam waktu dekat bisa segera turun. Keyakinan itu didukung dengan hadirnya ayam-ayam baru dengan tingkat produktivitas yang lebih baik.
 
"Nanti Agustus akan normal lagi karena ayam yang muda sudah tumbuh," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan