proses bongkar muat melainkan kepada masalah deviasi yang terlalu lama.
"Jangan bicara rata-rata dwelling time, ini keliru, dwelling time ini isunya bukan rata-rata, isunya sebenarnya standar deviasinya kalau rata-ratanya katakan enam hari untuk saya tapi standar deviasinya satu hari itu tidak apa-apa," kata Lino di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Lino menjelaskan proses dwelling time di pelabuhan membutuhkan waktu 5,2 hari dengan standar deviasi sampai dua bulan. Standar deviasi yang lama ini, menurutnya tidak memberikan kepastian pelaku usaha yang melakukan bongkar muat di pelabuhan.
"Saya lebih interest berbicara mengenai standar deviasinya, kepastiannya, jadi masing-masing kementerian itu ada KPI (Key Performance Indikator) bukan rata-rata," jelas dia.
Ia menambahkan, selama ini pengusaha tidak bisa mengontrol jalur free custom cearance dan custom clearance. Kalau pun bisa mereka harus membayar charge yang lebih mahal untuk mengontrol hal tersebut.
"Sesuatu yang tidak bisa mereka (pengusaha) kontrol, yaitu free custom clearance sama custom clearance itu dua hal yang tidak bisa mereka kontrol," beber dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News