Berantas illegal fishing Indonesia lebih tegas ketimbang Australia -- FOTO: MI/Solmi Jambi
Berantas illegal fishing Indonesia lebih tegas ketimbang Australia -- FOTO: MI/Solmi Jambi

Cegah Illegal Fishing, RI Lebih Berani dari Australia

Husen Miftahudin • 30 April 2015 18:00
medcom.id, Jakarta: Kebijakan pemerintah dalam mencegah terjadinya Illegal Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing) patut diacungi jempol oleh negara-negara lain. Pasalnya, pemerintah tak melihat bobot dan jenis kapal yang tak berizin untuk ditenggelamkan jika kapal tersebut tak memiliki dokumen resmi menangkap ikan di wilayah perairan laut Indonesia.
 
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P Hutagalung mengatakan hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera bagi pemilik kapal, baik kapal lokal maupun asing, yang bandel menangkap ikan tanpa adanya dokumen resmi dari KKP.
 
Menurut dia, penenggelaman yang tak pandang bulu ini mencuri perhatian banyak negara. Bahkan jika dibandingkan dengan Australia, pencegahan Illegal Fishing yang dilakukan Indonesia jauh lebih berani dan tegas.

"Karena banyak negara lain yang tidak separah itu. Kalau di negara maju seperti Australia itu biasa, tangkap kemudian ditahan. Tapi kalau kita ini, menenggelamkan kapal baja besi yang besar-besar. Kalau negara lain cuma tangkap kapal nelayan kayu saja," tegas Saut, ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (30/4/2015).
 
Ia menjelaskan, dalam memberantas Illegal Fishing, KKP berani memberantas kapal yang berukuran besar jika memang kapal tersebut terbukti melanggar aturan yang telah ditetapkan. "Kita tangkap kapal 200 GT (Gross Ton). Itu membuat orang sangat apresiasi bahwa kita tidak saja berani terhadap kapal-kapal kecil, tapi juga kapal-kapal besar," papar dia.
 
Dia mengaku, ketegasan yang diperlihatkan Pemerintah Indonesia terhadap pemberantasan Illegal Fishing membuat dunia internasional bereaksi positif. Permintaan ikan segar asal Indonesia pun tumbuh pesat karena mementingkan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
 
"Sekarang ini permintaan terhadap produk Indonesia naik tajam. Apalagi, semenjak terungkapnya kasus perbudakan yang dilakukan oleh Benjina, di mana dilakukan perbudakan anak buah kapal (ABK). Dengan begitu, permintaan ikan dari beberapa negara, utamanya Eropa, beralih ke Indonesia," pungkas Saut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan