Bulog diminta stabilkan harga beras -- ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Bulog diminta stabilkan harga beras -- ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Bulog Diminta Stabilkan Harga Beras

Ade Hapsari Lestarini • 07 Februari 2015 15:29
medcom.id, Jakarta: Pemerintah, dalam hal ini Perum Bulog dinilai penting menjalani Operasi Pasar (OP) dan Operasi Pasar Khusus (OPK) dalam menstabilkan harga beras bagi masyarakat, khususnya yang tergolong kurang mampu. Tanpa intervensi Bulog, harga beras diyakini tidak terkendali.
 
"Bulog tidak hanya menjamin ketersediaan beras, tetapi juga dapat menstabilkan harga pada saat musim penghujan dan transisi seperti saat ini. Tanpa intervensi Bulog melalui Operasi Pasar (OP), sudah pasti harga beras tidak terkendali," kata Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Nellys Soekidi, dalam siaran persnya, Sabtu (7/2/2015).
 
Nellys, yang juga salah satu pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, menilai jikalau saat ini terdapat sedikit kenaikan harga, masih dalam kondisi wajar. Kondisi tersebut, tambahnya, setidaknya akan berlangsung hingga Maret 2015, ketika tiba musim panen raya. Saat ini, harga beras grosir untuk jenis IR3, berkisar antara Rp8.800-8.900/kg. Sedangkan IR2, antara Rp9.200-9.300/kg, IR1 antara Rp9.400-9.500/kg, dan IR Super di atas Rp9.600/kg.

Nellys menambahkan, untuk komoditas beras, tidak ada patokan harga normal. Yang penting itu tadi, masih tetap terkendalinya stabilitas harga. Karena jika harga tidak stabil, bukan hanya masyarakat yang menjerit, namun juga pedagang dan petani.
 
Pedagang sendiri, lanjutnya, tidak senang jika harga tinggi. Selain menambah beban modal, juga menghadapi risiko kerugian yang tidak sedikit. Kerugian bisa terjadi, ketika tiba-tiba harga turun secara drastis. "Namun syukurlah selama ini Bulog selalu melakukan intervensi, sehingga dalam kondisi apapun harga tetap stabil," sambungnya.
 
Peran Bulog tersebut, menurut Nellys, tidak hanya pada saat musim transisi seperti saat ini. Ketika musim panen raya, Bulog juga berperan melakukan pengadaan, yakni membeli langsung kepada petani. Dengan demikian, petani tidak dirugikan karena harga jualnya tidak anjlok.
 
"Jadi yang terpenting memang keseimbangan antara produsen, konsumen, dan pelaku usaha. Tanpa peran tersebut, harga bisa saja suatu saat melambung terlalu tinggi, namun pada saat yang lain juga anjlok terlalu rendah. Kondisi demikian sangat merugikan semua pihak," ucap dia.
 
Selain Operasi Pasar (OP), peran Bulog juga terlihat nyata dalam Operasi Pasar Khusus (OPK). Melalui OPK, Bulog menyalurkan raskin kepada masyarakat miskin yang sangat membutuhkan.
 
Terkait program tersebut, apresiasi datang dari para bupati/kepala daerah, termasuk Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Eka mengapresiasi program Raskin, sebagai suatu komitmen Pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu di Tabanan.
 
Bupati berharap, program raskin dapat dilanjutkan dan tetap menyentuh langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena melalui raskin, beban masyarakat miskin bisa berkurang, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok, yakni beras. Menurut Eka, program raskin sesuai dengan program Pemkab Tabanan. Karena Pemkab Tabanan selalu berkomitmen menempatkan skala prioritas berbagai program dalam mengentaskan kemiskinan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan