Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Bank Jangan Terlalu Lama Turunkan Bunga

Media Indonesia • 20 September 2019 11:36
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta perbankan tidak berlama-lama untuk memangkas suku bunga simpanan dan kredit karena bank sentral telah agresif dengan tiga kali menurunkan suku bunga acuan sepanjang tahun ini.
 
Tidak hanya itu, BI juga memastikan kecukupan likuiditas dengan intensifikasi operasi moneter dan relaksasi kebijakan makroprudensial.
 
"Kita harapkan bank-bank menurunkan suku bunga kreditnya meskipun kita paham ini membutuhkan waktu. Tapi ya jangan lama-lama supaya pasokan dan permintaan kredit naik, jadi investasi bisa meningkat, dan akhirnya ke pertumbuhan ekonomi," kata Perry Warjiyo seusai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis, 19 September 2019.

BI kembali memangkas suku bunga acuan 7-Day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 0,25 persen menjadi 5,25 persen. BI juga memangkas bunga acuan itu di dua bulan sebelumnya secara berturut-turut.
 
Menurut Perry, dengan tiga kali penurunan suku bunga acuan, semestinya transmisi ke pasar uang antarbank dan selanjutnya suku bunga perbankan dapat lebih cepat. Dari sisi suplai, likuiditas perbankan sudah dilonggarkan pada tahun ini dengan penurunan giro wajib minumum ke enam persen dari 6,5 persen.
 
Selain itu, besaran ratio intermediasi makroprudential (RIM)juga diberikan relaksasi dengan kenaikan dari 80-92 persen ke 84-94 persen sehingga perbankan leluasa menambah volume kredit.
 
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengapresiasi langkah BI yang terus melakukan pelonggaran moneter. Namun, ia menyayangkan sikap perbankan yang masih menahan diri untuk ikut menurunkan suku bunga pinjaman.
 
Rosan memprediksi para pelaku usaha terutama yang bergerak di sektor riil baru akan merasakan manfaat dari pemangkasan suku bunga pada tahun depan.
 
"Pelonggaran kebijakan moneter masih belum diikuti perbankan. Mungkin dampaknya baru akan terasa tahun depan," ujar Rosan kepada Media Indonesia, Kamis, 19 September 2019.
 
Kendati demikian, ia optimistis sektor riil akan kembali menggeliat bahkan bertahan dari ancaman resesi global jika BI konsisten dengan kebijakan pelonggaran hingga akhir tahun.
 
"Semakin rendah suku bunga akan semakin baik karena cost of fund pasti akan turun, tapi itu tetap menunggu dari perbankan," tandasnya.
 
Tren Global
 
Penurunan suku bunga acuan tidak hanya dilakukan BI. Beberapa bank sentral negara lain juga melakukan hal itu.
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, dan negara lainnya merupakan upaya menahan pelemahan ekonomi global.
 
"Yang dilakukan The Fed, maupun nanti kebijakan-kebijakan yang diambil bank sentral di Eropa, Jepang, RRT (Republik Rakyat Tiongkok), itu semua untuk meng-antisipasi ekonomi yang mereka sudah lihat," ujar Sri Mulyani di ICE BSD, Tangerang, Banten, kemarin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan