"Agar terhindar dari middle income trap maka diperlukan layanan keuangan di Nusantara. Sektor finansial akan terus mendorong inklusi agar tercapai. Kami akan terus menyalurkan kredit khususnya kepada pelaku usaha kecil dan menengah," kata Wakil Ketua Perbanas Tigor Siahaan, dalam acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019, di Jakarta, Rabu, 6 November 2019.
Ia menambahkan, berdasarkan kajian yang dilakukan, terungkap sektor keuangan memiliki kontribusi yang besar. Bahkan, tambahnya, industri perbankan di Indonesia telah menyalurkan kredit sebesars Rp5.300 triliun di berbagai sektor. Kondisi tersebut tentunya bakal memberikan efek positif terhadap roda perekonomian.
"Berdasarkan kajian kami, sektor keuangan memiliki kontribusi yang besar," kata Tigor, yang juga Direktur Utama PT CIMB Niaga Tbk.
Di sisi lain, pemerintah sedang menyiapkan berbagai strategi agar Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpendapatan tinggi (high income country). Saat ini Indonesia baru mendapatkan predikat sebagai negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sejumlah tantangan perlu diidentifikasi demi terhindar dalam jebakan negara berpendapatan menengah. Indonesia sudah berada dalam kelompok negara berpendapatan menengah selama 34 tahun, sejak 1985. Indonesia senasib dengan Thailand dan Filipina.
"Apa tantangan-tantangan kita menjadi negara upper-middle income atau lebih tinggi lagi, untuk menuju ke sana, tantangan apa yang harus di jawab saat ini," ujarnya.
Menurutnya, salah satu cara mewujudkan high income country ialah dengan menginvestasikan modal untuk perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya tersebut telah diproyeksikan pemerintah dalam RPJMN 2020-2024 untuk kemudian dimplementasikan dalam RAPBN 2020.
"Untuk menuju ke sana, tantangan apa yang harus dijawab saat ini. Seperti selama ini disampaikan pembangunan sumber daya manusia," imbuh dia.
Menkeu menjabarkan kunci pembangunan SDM dalam negeri melalui perbaikan sistem pendidikan, terutama melalui revitalisasi pendidikan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi. Selanjutnya, meningkatkan keterampilan pencari kerja melalui pelatihan vokasi dan program sertifikasi yang akn gencar dijalankan pada tahun ini.
Dia juga mengatakan bahwa jumlah anggaran yang akan dialokasikan pemerintah untuk mendorong pembangunan sumber daya manusia ini masih dalam pembahasan atau dalam tahap finalisasi RPJMN 2020-2024.
"Mengenai masalah vokasi bagaimana dan siapa yang melakukan itu yang lebih ditekankan. Bukan kepada jumlahnya, tapi dengan jumlah APBN yang meningkat tentu anggaran pendidikan juga meningkat," pungkas dia.
Bank Dunia telah membagi negara-negara di dunia menjadi empat kategori berdasarkan pendapatan per kapitanya. Pertama, negara berpendapatan rendah (low income) dengan pendapatan per kapita di bawah USD995 per tahun.
Kedua, negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle) di kisaran USD996-USD3.895 per tahun. Ketiga, negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income) USD3.896-USD12.055. Terakhir, negara pendapatan tinggi (high income) alias negara maju dengan pendapatan per kapita di atas USD12.056 per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News