Berkaitan dengan itu, Direktur Riset CORE Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menuturkan bahwa dana segar yang masuk ke Indonesia tersebut diharapkan dapat memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang dialami Indonesia.
"Dana segar itu dampak utamanya di tengah kondisi neraca transaksi berjalan yang defisit, itu bisa nambal, karena harapan kita di neraca modal akan bisa menambal apa yang terjadi di CAD," kata Pieter kepada Media Indonesia, Senin, 29 Juli 2019.
Pieter mengungkapkan dana segar yang masuk ke Indonesia lewat Grab tersebut menunjukkan prospek ekonomi digital di Indonesia dipandang positif. Ia bahkan menyebut potensi ekonomi digital di Indonesia dinilai lebih tinggi ketimbang di negara berkembang lainnya.
Softbank dilaporkan akan berinvestasi USD2 miliar di Indonesia. Hal itu disampaikan langsung CEO Softbank Masayoshi Son seusai bertemu Presiden Joko Widodo, Senin, 29 Juli.
"Kami telah menginvestasikan USD2 miliar di Indonesia. Kami akan menginvestasikan USD2 miliar lagi untuk investasi baru, dan teman saya, Menteri Luhut, meminta saya untuk menambah lebih banyak. Jadi, saya ingin berinvestasi lebih banyak lagi," ujar Masayoshi Son di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.
Masayoshi mengatakan investasi itu bakal disuntikkan melalui Grab Indonesia. "Kami akan membangun kantor pusat kedua Grab di Indonesia dan menjadikannya unicorn kelima dan juga menginvestasikan USD2 miliar melalui Grab," tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Softbank berminat untuk mengucurkan investasi dalam mengembangkan kendaraan listrik dan sarana pendukungnya di Indonesia. "Jadi, ekosistem yang dibangun, dari pembangunan baterai litium, sepeda motornya, electric vehicle-nya, sampai ke station charging-nya."
Luhut memperkirakan pengembangan ekosistem itu selesai dalam tiga tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News