Melalui Asian Agriculture and Food Forum 2020 (ASAFF 2020) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) berharap kebutuhan pangan di Asia bisa dipenuhi melalui kolaborasi ini. Bahkan bukan tidak mungkin kolaborasi antar pemerintah dan pelaku usaha di Asia menjadi penyuplai utama pangan dunia.
"Peran dan posisi Asia dalam produksi pertanian global sangat besar. Kolaborasi akan membangun ketahanan pangan negara-negara Asia dan menjamin ketersediaan pangan dunia," kata Ketua Umum HKTI Moeldoko dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020.
Pertumbuhan penduduk dunia akan meningkatkan kebutuhan pangan, air, dan energi. Menurut Divisi Kependukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah penduduk dunia pada 2019 mencapai 7,7 miliar jiwa tumbuh 1,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah 7,6 miliar jiwa.
"Indonesia dan kawasan Asia memiliki peran strategis mengingat potensi dan sumber daya alam mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, dan energi dunia, khususnya memenuhi kemandirian di kawasan Asia," ungkapnya.
ASAFF 2020 rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan diselenggarakan pada 12-14 Maret 2020 di Jakarta Convention Center (JCC). Peserta terdiri dari Kementerian Pertanian dan pelaku bisnis pertanian dari Tiongkok, Vietnam, Thailand, Jepang, Malaysia, dan lainnya.
Mengusung tema 'Asian Agriculture Colaboration in Global Economic Competition', ada tiga hal strategis yang menjadi isu utama dunia yaitu pangan, air, dan energi. Ketiga hal tersebut akan menjadi komoditas strategis yang menggeser komoditas-komoditas yang selama ini menjadi isu dunia, seperti minyak bumi dan sumber daya alam.
Ketua Panitia ASAFF 2020, Rifqinizamy Karsayuda memaparkan, ASAFF 2020 terdiri dari konferensi, forum bisnis, dan pemeran pertanian Asia. Selain membahas peluang kolaborasi pertanian di kawasan Asia, juga mengusung potensi generasi muda terlibat dalam sektor pertanian melalui smart farming dan digital farming.
"ASAFF 2020 diharapkan juga mampu mencetak transaksi bisnis pertanian di kawasan Asia. Berdasarkan data ASAFF 2018, banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Asia yang menjajaki kerjasama antar korporasi membangun sinergi bisnis di kawasan Asia," jelas Rifqi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News