Waskita. ANT/Suryanto.
Waskita. ANT/Suryanto.

Anggota DPR: Waskita Karya Korban Ambisi Pemerintah Kejar Proyek Infrastruktur

Gervin Nathaniel Purba • 22 Februari 2018 12:32
Jakarta: Proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk banyak yang bermasalah sejak Agustus 2017. Insiden terkini ambruknya bekisting pier head proyek jalan tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) pada Selasa, 20 Februari 2018. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana akan merombak jajaran Direksi Waskita Karya.
 
Upaya untuk merombak jajaran Direksi Waskita Karya mendapat tanggapan dari pihak legislator. Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana mengatakan, bukan hanya Waskita Karya saja yang perlu dievaluasi. Pemerintah pusat juga perlu dievaluasi dan patut bertanggung jawab atas serangkaian kecelakaan infrastruktur yang terjadi.
 
Azam menjelaskan Waskita Karya hanya bekerja mengikuti kemauan dari pemerintah pusat dan dituntut untuk bekerja cepat tanpa henti agar bisa selesai tepat waktu sesuai target. Namun pemerintah tidak mengukur kemampuan yang dimiliki Waskita Karya sehingga hasilnya banyak proyek yang bermasalah.

Lantaran harus kejar tayang, lanjut Azam, Waskita Karya dan kontraktor lain mengabaikan sektor keselamatan kerja. Menurutnya hal itu sudah menjadi hukum alam ketika diforsir untuk terus menerus bekerja, secara tidak sadar kemampuannya juga akan menurun.
 
"Waskita Karya korban dari ambisi pemerintah untuk mengejar infrastruktur. Waskita Karya korban terhadap ambisi pemerintah untuk pencitraan," ujar Azam kepada Medcom.id melalui sambungan telepon, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018.
 
Untuk itu ia menegaskan pemerintah dalam hal ini kementerian terkait juga patut disalahkan atas kecelakaan proyek sejak Agustus 2017. Pemerintah juga harus mampu mengukur diri.
 
"Kadar salahnya itu ada di pemerintah. Direksi pada lini terakhir. Sebab ketika dia melaksanakan harus mau mengikuti keinginan pemerintah. Ini harus kejar tayang karena sudah mendekati 2019. Padahal kemampuan terbatas," ungkap politikus Demokrat itu.
 
Komisi VI DPR akan menjadwalkan untuk rapat bersama Waskita Karya dan Kementerian BUMN setelah masa reses untuk meminta penjelasan atas berbabagai kecelekaan infrastruktur yang terjadi sejak Agustus 2017.
 
Namun, Azam mengungkapkan tidak menutup kemungkinan akan melakukan rapat bersama dengan Komisi V DPR mengingat Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merupakan mitranya. "Begitu masuk, akan kami panggil semua mitra Komisi VI DPR. (Rapat bersama dengan Komisi V DPR) sedang kita pertimbangkan," pungkasnya.
 
Selain insiden Tol Becakayu, proyek Waskita Karya lainnya yang juga bermasalah antara lain:
 
- Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang mengalami kecelakaan pada 4 Agustus 2017. Dua unit crane dengan bobot 70 ton dan 80 ton yang sedang dioperasikan jatuh dan menimpa rumah penduduk. Dua orang tewas akibat kecelakaan ini.
 
- Jembatan penyeberangan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi ambruk pada 22 September 2017. Peristiwa ini menyebabkan seorang pekerja tewas dan dua orang lainnya mengalami luka berat.
 
- Girder proyek pembangunan jalan tol Paspro (Pasuruan Probolinggo) jatuh pada 29 Oktober 2017. Girder ambruk dan menyebabkan satu orang pekerja tewas.
 
- Crane proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) jatuh pada 16 November 2017. Crane Variable Message Sign (VMS) jatuh di ruas tol Jakarta-Cikampek km 15 yang menyebabkan empat arah jalur Cikampek tak dapat dilewati kendaraan.
 
- Konstruksi girder proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang ambruk pada 30 Desember 2017. Tidak ada korban jiwa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan