"Dua tower ini sejak diluncurkan langsung habis semua," ungkap Jopy, ditemui di kawasan Kemang Village, Jakarta, Kamis 26 Oktober 2017.
Jopy menuturkan, pembeli apartemen tidak hanya penghuni, tetapi juga investor. Lippo juga bakal menyasar ekspatriat terutama warga negara Jepang. Sebanyak 60 persen ekspatriat yang tinggal di kawasan sekitar Meikarta adalah warga negara Jepang.
"Ekspatriat memberikan return of investment yang tinggi yakni 20 persen lebih," ujar Jopy.
Nantinya, diakui dia, kota Meikarta akan menggunakan grid system seperti di New York. Sistem ini merupakan salah satu keunggulan yang ditawarkan Meikarta sebagai kota pintar.
"Di kota-kota metropolitan dunia seperti di New York dan Melbourne menggunakan grid sistem. Ini bisa mengurai kemacetan," tutur Jopy.
Selain itu, Jopy menuturkan, Lippo pun akan mengembangkan konsep elevated road di supercity Meikarta. Elevated road yang dikembangkan akan menghubungkan kota super Meikarta dengan sarana transportasi seperti monorail dan kereta cepat.
"Nanti Meikarta akan menjadi kota pertama yang paling hebat lah," pungkas dia.
Lippo Group sedang membangun proyek kota baru Meikarta. Tingkat pengerjaannya telah berjalan, bahkan perusahaan bakal melakukan topping off dua tower pertama 29 Oktober 2017.
Dua tower yang akan dibangun, Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya mengakui, setidaknya Lippo menganggarkan dana sebesar Rp1 triliun. Kedua tower tersebut diakui perusahaan telah memperoleh Surat Izin Mendirikan Bangunan No 503/096/B/BPMPPT ini terletak di Meikarta CBD.
Kegiatan topping off ini, bilang Ketut, bentuk nyata dimulainya pembangunan kota baru Meikarta. Sehingga bisa dibilang, progress pembangunannya luar biasa.
"Kota Meikarta yang sangat real, kita tak hanya bangun bangunan tinggi tapi juga 100 hektare (ha) kita bangun central park," kata Ketut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News