"(Penuruanan harga) Avtur sangat membantu, tapi dolar Amerika Serikat (AS) kan naik. Meski masih menguntungkan kalau dari harga avtur. Tapi bukan berarti shiping-nya terjadi pengurangan besar di open cost-nya,” ujar Sunu, saat ditemui di kantornya di Terminal III, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/12/2014).
Meski harga avtur sudah turun, kata Sunu, harga avtur di Indonesia masih mahal. Dia mencontohkan harga Avtur di Singapura yang jauh lebih murah dari Indonesia.
"Mereka itu harganya sama dengan market langsung, instan, kalau saya beli di sini, di Pertamina biasanya ada lack. Lack-nya ini kalau ditanya berapa, saya selalu bingung,” sebut dia.
Terkait dengan harga tersebut, Sunu mengaku, dia bersama sejumlah pengusaha penerbangan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) sudah bertemu dengan Menteri Perekonomian Sofyan Djalil dan Direksi Pertamina sekitar tiga pekan lalu. Dalam pertemuan itu dibahas ihwal ketersediaan avtur dan harga.
"Waktu itu arahan Pak Sofyan Djalil yang diminta adalah ekstrim. Sebaiknya kilang Pertamina tak usah membuat avtur, langsung beli saja dari luar negeri dan dijual kepada airlines, karena porsinya kecil-kecil," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News