Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengungkapkan, pelemahan mata uang Garuda tersebut membuat eksportir meraup untung besar karena memiliki selisih keuntungan yang lebih dibandingkan perdagangan-perdagangan sebelumnya.
"(Rupiah melemah) ekspor paling jingkrak bombay (paling senang). Yang senang eksportirnya," ujar Enggar usai media briefing di Pressroom Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jalan MI Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).
Baca: Cetak USD1,3 Miliar, Ekspor Non-Migas Terbesar ke Amerika
Pelemahan rupiah sebenarnya menyoroti sisi perdagangan Indonesia secara keseluruhan, baik ekspor maupun impor. Memang di sisi ekspor saat pelemahan rupiah paling diuntungkan, namun di sisi impor Indonesia justru tertekan karena importir harus membayar lebih.
"Hanya saja di setiap fluktuatif seperti ini, baik ekspor impor akan menjadi persoalan. Karena (harga produk) sulit untuk dihitung," ungkap dia.
Namun demikian, Enggar meyakini pelemahan rupiah tak akan lama. Kemenangan Donald John Trump yang menjadi penyebab anjloknya rupiah akan memudar seiring kebijakan ekonomi yang akan diambilnya nanti.
"Ini kan shocking sesaat karena berbagai rumor dengan mengaitkan ke berbagai hal," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News