Dia mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan program klaster pertanian untuk mendukung swasembada pangan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap beras impor.
"Untuk tahap awal, saat ini sudah disiapkan lima klaster pertanian pada lima daerah dengan masing-masing luas lahan 1.000 hektar, nantinya akan ada 65 klaster pertanian yang saya perkirakan mampu mengurangi bahkan menghentikan ketergantungan terhadap beras impor," kata Puspayoga dikutip dari Antara, Minggu (8/1/2017).

Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga
Kelima daerah yang disiapkan itu adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak, dan Bojonegoro. Dari kelimanya, klaster Sukabumi sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses. Klaster pertanian di Sukabumi menggandeng PT Pertamina yang menyalurkan dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL).
Dalam hal ini sebanyak 2.400 petani yang tergabung dalam klaster cukup berperan untuk memproduksi, sedangkan saprodi (sarana produksi padi) disiapkan oleh koperasi. Sementara PT yang dibentuk (PT BUMR) membeli Gabah Kering Panen (GKP) seharga Rp4.500 per kilogram (kg) kemudian memasarkannya.
Puspayoga menilai beberapa daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi bagian dari klaster pertanian yang melibatkan koperasi. Ia mencontohkan, Bojonegoro, Jawa Timur, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai klaster pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News