Ia mengatakan perjuangan dan pemikiran RA Kartini merupakan sumber inspirasi yang masih relevan dengan kondisi terkini. "Perjuangan dan pemikiran Kartini adalah sumber inspirasi bagi kami semua, yang hingga kini masih sangat relevan," kata Sri Mulyani dalam akun media sosial yang dipantau di Jakarta, Minggu, 21 April 2019.
Sri Mulyani menjelaskan, perjuangan Kartini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi perempuan lainnya dalam memperoleh persamaan hak dan kesempatan untuk maju. "Beliau berjuang untuk perempuan-perempuan lain dalam memperoleh persamaan hak dan kesempatan untuk maju dan berperan positif dalam keluarga, masyarakat, negara, dan dunia," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, semangat itu juga terlihat dari para 'Kartini' di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Mereka berjuang sebagai perempuan pekerja, sekaligus berperan sebagai anak, ibu, dan istri di rumah. "Semangat itu yang telah saya lihat dan temui dari para 'Kartini' di Kemenkeu. Saya berharap semangat itu ada di hati dan pikiran seluruh perempuan Indonesia," imbuhnya.
Pelajaran dari Pengalaman
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Sri Mulyani juga mengadakan dialog dengan pegawai perempuan eselon satu dan dua yang sudah mencapai puncak karier, serta pegawai generasi milenial yang baru bekerja di Kemenkeu.
Dalam bincang-bincang tersebut, terdapat pelajaran penting dari berbagai pengalaman para 'Kartini' Kementerian Keuangan, antara lain peran orangtua yang sangat menentukan pilihan awal pendidikan mereka dan kesuksesan belajar. Kemudian keinginan untuk membangun karier dan keluarga secara seimbang, serta semangat pantang menyerah ketika menghadapi pilihan sulit dalam berkarier dan berkeluarga.
Juga tentang pembuktian dan kepantasan mereka dalam menduduki suatu jabatan jika dibandingkan dengan pegawai laki-laki. Serta pentingnya peran laki-laki dalam mendorong persamaan kesempatan dan hak perempuan untuk maju dalam membangun karier.
Pada kesempatan itu Sri Mulyani menyampaikan harapannya agar para perempuan di lingkungan Kemenkeu mampu menggunakan pengalaman-pengalaman tersebut untuk menyusun kebijakan nasional yang sesuai dengan tantangan dan kebutuhan perempuan Indonesia.
"Sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat memberikan kesempatan secara adil bagi perempuan dan laki-laki," pungkas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News