"BPTJ sedang merencanakan, rencananya di Kampung Rambutan berhimpitan antara stasiun LRT dan terminal bus," ujar Budi usai kegiatan longspan closure atau pengecoran terakhir di kawasan proyek LRT JORR, Jakarta, Jumat, 29 Maret 2019.
Skema yang sama juga diberlakukan di Cawang, yang merupakan pertemuan antara Bekasi dengan Cibubur. "Kemudian di stasiun Cikoko untuk integrasi KRL dan LRT. Kalau di Dukuh Atas ada MRT, KRL, Kereta Bandara, dan TransJakarta," terang Budi.
BPTJ sebelumnya memperkirakan integrasi Mass Rapid Transit (MRT), LRT, dan kereta rel listrik (KRL) commuter line baru rampung total di seluruh Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) pada 2029. Hal ini tertuang rancangan dalam rencana induk transportasi Jabodetabek (RITJ).
Kepala Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo mengatakan butuh jalan panjang untuk bisa menikmati integrasi antarmoda. Saat ini, kata dia, tahapan masih dalam fase penyatuan instansi moda terkait.
"Ini masih membutuhkan banyak langkah-langkah konkret koordinasi karena melibatkan berbagai instansi baik teknis maupun pemerintah daerah," kata Budi kepada Medcom.id, beberapa waktu lalu.
BPTJ butuh waktu 10 tahun untuk membuat integrasi transportasi moda MRT, LRT dan KRL rampung dinikmati semua masyarakat Jabodetabek. Saat ini, BPTJ masih membenahi sistem dan sarana yang ada dalam transportasi Jabodetabek, termasuk mengenai pembayaran satu kartu untuk berbagai moda transportasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News