"Jenis ikan tongkol misalnya, harga biasanya Rp7.000-7.500 per kilogram (kg) kini sudah menjadi Rp25.000 per kg, begitu juga dengan jenis ikan laut lainnya," katanya dikutip dari Antara, Kamis (22/12/2016).
Kenaikan harga ikan itu, menurutnya, dipicu karena musim angin barat dimana para nelayan saat ini tidak ada yang melaut.
"Sudah hampir lebih dua minggu ratusan nelayan kita tidak ada yang melaut karena cuaca yang tidak bersahabat," jelas dia.
Berdasarkan laporan dari tim pengawas pantai yang dimilikinya, sekitar 1.500 nelayan di sepanjang sembilan kolomter pantai Kota Mataram saat ini tidak ada yang berani melaut.
Apalagi ketingginya gelombang mencapai sekitar 2,5 meter, belum lagi intensitas hujan dan angin yang cukup tinggi.
"Kalau dipaksakan tentu bisa membahayakan keselamatan nelayan, karena itulah kami mengimbau nelayan untuk sementara ini tidak turun melaut," katanya.
Kendati sudah terjadi gelombang pasang dan abrasi pantai, namun sampai sekarang pihaknya belum ada laporan tentang kerugian nelayan akibat cuaca ekstrem tersebut.
"Belum ada laporan tentang kerugian nelayan akibat gelombang pasang, baik itu kerugian alat tangkap maupun bangunan infrastruktur nelayan lainnya," jelas dia.
Mutawalli mengatakan, untuk mengisi hari-hari tidak melaut, nelayan saat ini sibuk memperbaiki jaring dan alat tangkap mereka. Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nelayan masih mengandalkan simpanan.
"Tapi kita tidak tahu sampai berapa lama simpanan mereka bisa bertahan, sementara kami tidak memiliki jenis bantuan untuk pangan," ujarnya.
Terkait dengan itu, Mutawalli segera melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya agar nelayan bisa mendapatkan bantuan kebutuhan pokok untuk meringankan beban nelayan.
"Koordinasi akan kami lakukan dengan Dinas Sosial, Kantor Ketahan Pangan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News