Dengan luas wilayah laut yang mencapai 65 persen dari total luas Indonesia, maka potensi yang disimpan di laut sangat luar biasa besarnya. Apalagi, dalam kurun waktu dua tahun sejak implementasi pembangunan ekonomi yang berbasis maritim, kinerja sektor maritim meningkat dan senantiasa berada di atas kinerja ekonomi nasional.
Adapun salah satu parameter yang dapat dilihat adalah pertumbuhan industri perikanan yang tumbuh di atas delapan persen di 2015 atau jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang di bawah lima persen. Hal itu merupakan prestasi yang membanggakan dan perlu didukung lebih baik lagi agar pencapaian pertumbuhan ekonomi bisa lebih optimal.
"Jika seluruh elemen masyarakat terdidik di Indonesia aktif memberikan masukkan kebijakan kepada pemerintah maka satu persoalan utama yaitu perencanaan sudah dapat diselesaikan dan pemerintah dapat fokus memilah dan memilih berbagai masukkan tersebut menjadi program pembangunan," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITS Surabaya Dwi Soetjipto, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (18/12/2016).
Dwi, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, menambahkan, alumni ITS sangat diharapkan untuk dapat memberikan masukkan kepada pemerintah mengenai pengembangan sektor kemaritiman guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal itu dianggap penting mengingat sekarang ini tengah terjadi ketidakpastian ekonomi global dan perlu ada alternatif mesin pendorong perekonomian Tanah Air.
"Pada awal November yang lalu, IKA ITS telah memberikan masukkan kebijakan secara langsung kepada Presiden Republik Indonesia sekaligus menyerahkan buku rekomendasi kebijakan IKA ITS berjudul 'Indonesia Poros Maritim Dunia; Membangun Indonesia Menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju dan Kuat'. Pada kesempatan tersebut Presiden memberikan apresiasi," tegas Dwi.
IKA ITS Surabaya didukung oleh Perhimpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Perhimpuni) menyelenggarakan sarasehan nasional maritim dan energi 2016. Kegiatan ini bertema 'Percepatan Infrastruktur Kemaritiman & Kemandirian Energi, Dalam Mewujudkan Pembangunan Nasional Yang Berkelanjutan'. Kegiatan ini dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dalam acara itu, ada beberapa penekanan yang muncul. Pertama, mendorong investasi sektor maritim yang lebih besar agar daya dukung sektor maritim semakin besar bagi ekonomi nasional. Kedua, salah satu tolok keberhasilan sektor maritim yang menjadi acuan dunia adalah infrastruktur maritim berupa kapal dan pelabuhan.
Ketiga, kekayaan alam Indonesia di laut sangat melimpah, termasuk cadangan migas yang belum di eksplorasi sebanyak 75 persen berada di laut. Keempat, masih sedikitnya pendidikan tinggi yang berkualitas yang fokus pada maritim, maka pendirian perguruan tinggi negeri yang baru hendaknya diarahkan ke sektor maritim, begitu pula penambahan jurusan di perguruan tinggi yang ada dapat diarahkan ke sektor maritim.
Kelima, laut identik dengan ketersediaan energi terbarukan yang melimpah dan diperkirakan menyimpan potensi lebih dari 200.000 MW. Maka riset berskala industri di sektor energi terbarukan berbasis laut hendaknya menjadi prioritas pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News