Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani - MI/ARYA MANGGALA
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani - MI/ARYA MANGGALA

Mengintip Peluang Investasi Hijau di Indonesia

Annisa ayu artanti • 27 April 2015 11:14

medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, Indonesia memiliki peluang yang sangat baik dalam investasi hijau, baik itu peluang nasional maupun peluang internasional.
 

"Seperti yang kita ketahui tidak ada definisi mengenai investasi hijau. Banyak cara untuk tujuan dan konteks terkait hal itu. Investasi hijau adalah suatu investasi dengan menggunakan green industry," kata Franky, dalam sambutan pembukaan Tropical Landscapes Summit 2015, di Hotel Shangri La, Jalan Jend. Sudirman, Jakarta, Senin (27/4/2015).
 

Franky menjelaskan, green industri adalah industri yang menggunakan material dan energi yang ramah lingkungan dengan kuantitas tidak besar. "Proses green industry menggunakan konsep reduce, reuse, recycle, dan recovery. Juga menggunakan teknologi yang bersahabat," jelas dia.
 

Untuk produk yang dihasilkan, Frangky mengatakan, green industry akan menghasilkan produk yang ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi juga menyediakan produk yang memiliki nilai tambah yang optimal dalam inovasi.
 

Kemudian, jelas Franky, di Indonesia terdapat tujuh sektor bisnis green industry yang sangat potensial untuk berkontribusi dalam investasi hijau. "Tujuh sektor bisnis mencangkup pertanian, kehutanan, perikanan, energi geotermal, manufaktur yang ramah lingkungan, energi baru terbarukan, dan pengelolaan," sebut dia.
 

Ia mengungkapkan, dalam kurun waktu lima tahun terakhir realisasi dari tujuh sektor tersebut tercatat sebesar USD41 juta. Dengan dasar itu, pemerintah akan menyediakan dana sebesar USD100 juta untuk ketujuh sektor tersebut sampai 2019.
 

"Realisasi tujuh sektor tersebut USD41 juta. Tidak hanya itu kita juga merekam pertumbuhan dari tahun 2010-2014 yang mana sebesar 23 sampai 42 persen per tahun untuk FDI dan investasi domestik. Nantinya kami akan memberikan sebesar USD100 juta untuk tujuh sektor sampai 2019. Atau sekitar 20 persen per tahun," pungkas dia.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan