"Saya sampaikan kebutuhan untuk Lebaran diperkirakan Rp217 triliun, dan persediaan kami lebih dari cukup, hampir Rp300 triliun. Itu cukup untuk pusat dan daerah," ujar Perry saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Mei 2019.
Perry menuturkan pihaknya terus melakukan sinergi dengan perbankan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi. Dia juga menegaskan kondisi ricuh yang sempat terjadi beberapa hari ini tidak memberi dampak negatif pada aktivitas perbankan.
"Transaksi di perbankan bergerak normal. Malahan saya sampaikan transaksi perbankan melalui kliring ritel dan kliring nasional naik, baik volume maupun nilainya," tuturnya.
Bahkan, lanjut Perry, sudah ada 13 bank yang melakukan penarikan uang ke BI untuk kebutuhan lebaran. Adapun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang lebaran, BI sedianya juga menyediakan 2.941 titik penukaran uang.
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi sebelumnya mengatakan bank sentral ingin menghapuskan kegiatan percaloan mengingat kebutuhan masyarakat terhadap uang baru menjelang Lebaran cukup tinggi. Ia pun mengimbau agar masyarakat menukar uang di tempat penukaran resmi.
"Jangan (menukar uang) di pinggir jalan, (tukar) Rp100 ribu jadi Rp100 ribu lebih, kita sebut mereka penjual uang. Saya mengimbau kepada masyarakat, tukarlah uang itu di tempat-tempat resmi penukaran perbankan dan juga yang ditetapkan BI melalui kas keliling dan kas titipan," ungkap Rosmaya.
Selama Ramadan hingga Lebaran, BI telah menyiapkan uang tunai baru sebanyak Rp217,1 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp197,2 triliun berupa pecahan besar (Rp20 ribu ke atas) dan Rp19,2 triliun merupakan pecahan kecil (Rp20 ribu ke bawah).
Berdasarkan wilayah, uang tunai baru yang disebar BI terdiri dari Rp84 triliun untuk wilayah Jawa non Jabodetabek. Kemudian sebanyak Rp51,4 triliun untuk wilayah Jabodetabek.
"Sementara wilayah Sumatera disiapkan sebanyak Rp41,2 triliun. Sedangkan timur Indonesia Rp40,4 triliun. Itu pembagian secara Indonesia," kata Rosmaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News