"Sekarang baru bisa layani satu juta penumpang per tahun. Pada 2044 diharapkan kapasitas penumpang bisa mencapai empat juta per tahun," ujar Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana Pramesti, saat paparan market sounding, di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Proyek infrastruktur ini telah dicanangkan untuk minim penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Investor swasta maupun BUMN pun ditawarkan melalui skema pendanaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Sebagaimana kita ketahui jika Labuan Bajo masuk dalam destinasi prioritas di mana sudah ada program dari Kementerian Pariwisata untuk tingkatkan pariwisata di Labuan Bajo," ujar dia
Cakupan pekerjaan pembangunan pengembangan fasilitas Bandara Komodo skema KPBU ini meliputi pembangunan dan pengoperasian bangunan terminal penumpang internasional dan kargo. Polana memastikan pembebasan lahan untuk perluas terminal ini telah rampung untuk bisa langsung dikembangkan.
"Penumpang internasional, fasilitas dan utilitas diharapkan bisa diselesaikan semester II-2019. Paling tidak semua bisa dikembangkan sehingga 2020 kapasitas sudah meningkat," ungkapnya.
Tak hanya terminal, proyek Bandara Komodo juga dilakukan dalam pengembangan landasan pacu menjadi 45x200 meter atau 9.000 meter persegi, pengerasan taxiway PCN 50 menjadi PCN 60 seluas 9.878,5 meter persegi, dan perluasan apron 11.100 meter persegi. Fasilitas ini ditargetkan untuk melayani pesawat besar dalam penerbangan langsung dari mancanegara.
"Perpanjangan runway dari 2.250 meter menjadi 2.450 meter, sehingga nanti dapat melayani pesawat seperti Boeing 737-800 atau sejenisnya," ucapnya.
Pengembangan Bandara Komodo ini membutuhkan total investasi Rp3 triliun terdiri dari Rp1,17 triliun biaya belanja modal dan Rp1,83 triliun biaya belanja operasional. Pengembalian investasi nantinya dilakukan dari tarif layanan pengguna jasa fasilitas bandara selama masa konsesi 25 tahun.
Proyek ini juga direncanakan akan mendapatkan pinjaman pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). "Rencana rute penerbangan langsung juga akan ada ke internasional seperti Kuala Lumpur, Singapura, Darwin dan Perth (Australia)," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News