Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana menuturkan, pembangunan PLTG direncanakan memiliki kapasitas antara 2x500 sampai 2 x 600 Megawatt (MW). Memang perhitungan dana masih belum bisa dipastikan, tapi diperkirakan pembangunan tersebut bisa mencapai Rp3 triliun sampai dengan Rp4 triliun.
"Saat ini sedang proses studi, tapi kemungkinan bisa sampai 2x500 MW sampai 2x600 MW. Dana saya rasa mungkin bisa sampai Rp3 triliun sampai Rp4 triliun (biaya pembangunannya)," kata Bambang, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Sudirman, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Bambang menjelaskan, PLTG yang akan dibangun itu memiliki tujuan guna memenuhi pasokan listrik di pelabuhan dan kawasan industri milik Pelindo I yang ada di Kuala Tanjung. "Jadi untuk di Kuala Tanjung. Nanti kita akan bangun Independent Power Producer (IPP). Itu untuk kita suplai tenaga listrik bagi pelabuhan dan kawasan industri," terang Bambang.
Lebih lanjut, ia menambahkan, pembangunan PLTG akan dilakukan oleh konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan investor asing. Tidak hanya Pelindo I, konsorsium BUMN akan datang salah satu dari sektor BUMN karya dan energi. Sayangnya Bambang belum bisa mengungkapkan secara detail nama BUMN yang diajak gabung untuk membangun PLTG.
"Saat ini sedang dalam proses studi. BUMN Karya sebagai IPC-nya, serta BUMN Energi bisa Pertamina atau PGN. Sudah ada MoU dengan mereka, tapi kita tidak bisa beri tahu dulu karena masih dalam proses studi," kata Bambang.
Sedangkan untuk investor asing, tambah Bambang, setidaknya ada dua investor asing yang datang dari Timur Tengah (Timteng) dan Rusia yang sudah menunjukan minatnya untuk menyuplai gas.
"Mereka ingin bawa gas masuk. Karenanya kami katakan di kawasan industri Kuala Tanjung nanti ada cluster energi, oil and gas. Karena kita harapkan ada investor yang bawa gas masuk ke sana jadi hub gas. Setelah itu nanti bisa jual power plant ke industri yang ada di sana," tegas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News