Ilustrasi proyek LRT jalur Cawang-Cibubur. (FOTO: Antara/Andika Wahyu)
Ilustrasi proyek LRT jalur Cawang-Cibubur. (FOTO: Antara/Andika Wahyu)

Pembangunan LRT Jabodetabek Dorong Sektor Properti

Dian Ihsan Siregar • 23 Mei 2017 15:31
medcom.id, Jakarta: ‎Manajemen PT Cahaya Sakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) mengakui tren bisnis properti saat ini sedang melambat. Walaupun demikian, pembangunan infrastruktur yang sedang digenjot oleh pemerintah memberikan dampak yang besar bagi sektor properti untuk ke depannya.
 
"Saat ini kondisi properti kita keseluruhan agak slow. Tapi pembangunan infrastruktur yang sedang gencar-gencarnya dilakukan pemerintah menjadi faktor pendorong properti yang sedang banyak dibangun oleh perusahaan properti, baik kami maupun yang lainnya," ujar Direktur Bisnis CSIS Yannes Pasaribu, ‎ditemui di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa 23 Mei 2017.
 



Salah satu pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dibangun pemerintah adalah proyek transportasi berbasis massal, seperti Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek‎. Sekadar diketahui, proyek itu dibangun pemerintah yang diamanatkan ke salah satu perusahaan pelat merah, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
 
"Jadi sepanjang jalur LRT tadi, kami optimistis. Sangat terjadi di beberapa belahan negara di dunia, kalau LRT berjalan, maka dampaknya sangat besar bagi banyak sektor. Dalam waktu dekat ini sektor properti akan kembali semarak," jelas Yannes.
 
"Itu LRT jadi dekat dengan kami. Kita semua pernah lihat CBD di Jakarta yang itu di kawasan SCBD Sudirman. Kalau kota Bogor menggunakan konsep terbaru yang kita bangun," ujar Yannes.
 
Di sisi lain, selama 5-10 tahun ke depan, perseroan berencana untuk membangun kawasan Central Business District (CBD) Olympic City di Bogor, Jawa Barat. Pembangunan kawasan tersebut akan memakan waktu 5-10 tahun ke depan dengan dana mencapai sebesar Rp20 triliun.
 
Pembangunan LRT Jabodetabek Dorong Sektor Properti
Kawasan CBD yang akan dibangun CSIS. (Foto: MTVN/Dian)
 
‎"Dana investasi sebanyak Rp20 triliun. Pembangunan memakan waktu 5-10 tahun. ‎Pembangunan akan mengarah ke apartemen, hotel, SOHO, dan mal," tambah Direktur Keuangan CSIS Lukas Maulana Jusuf‎.
 
Menurut Lukas, pembangunan CBD Olympic City akan mencapai tiga tahap, dan akan menghabiskan tanah seluas 30 hektare (ha). Pada tahap awal, dananya akan mencapai Rp4,8 triliun, meliputi apartemen, hotel, dan office tower. Pembangunan tersebut akan memakan lahan seluas 5 ha.
 
"Tahap satu 5 ha, terdiri dari mal, apartemen, dan office tower. Kurang lebih 90 ribu ‎meter per segi di atas tanah 4 ha akan ada dua tower apartemen 1.600 unit. Satu tower apartemen 800 unit. Harga apartemen yang kita tawarkan Rp11,5 juta meter per segi," kata Lukas.
 
Tahap kedua, tambah dia, dana yang akan habis sebesar Rp5 triliun-Rp6 triliun. Nantinya, pembangunan pada fase kedua ini akan mengarah ke area bisnis, commercial district, dan rumah sakit internasional.
 
"Untuk tahap ketiga ini dananya Rp10 triliun. Itu akan merupakan yang terluas kita dirikan, dari apartemen kelas menengah dan atas," papar Lukas.
 
Dana investasi yang digelontorkan perseroan, lanjut dia, sebesar 30 sampai 40 persen datang dari grup. Sisanya datang dari private equity dan investor asing. "Itu nantinya akan per project. Tapi dari grup sendiri memiliki lahannya sudah semua. Tahap awal grup dulu, pembangunan masing-masing investor. Groundbreaking Agustus ini untuk semua," pungkas Lukas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan