"Tanpa desain baru tidak akan ada produk yang bisa diproduksi dan dijual kepada konsumen dalam dan luar negeri," ujar Ketua HIMKI Soenoto di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat, 9 Maret 2018.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan industri tidak terlepas dari sumber daya manusia yang berkompeten. Oleh sebab itu HIMKI bersama pemerintah telah membangun politeknik Industri Furnitur di Kendal, Jawa Tengah.
Politeknik tersebut didirikan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri furnitur, terutama untuk mengembangkan pusat inovasi furnitur dan pengelohan kayu di Indonesia.
"HIMKI tidak akan lelah membangun industri furnitur dan kerajinan Indonesia," tegas Soenoto.
Industri furnitur dan kerajinan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus bertumbuh baik di pasar domestik maupun pasar global. Secara tradisional, pasar ekspor utama produk furnitur Indonesia adalah Amerika, Eropa, dan Tiongkok.
Namun tidak menutup kemungkinan merambah ke pasar Timur Tengah seperti yang tengah dilakukan HIMKI dengan Dewan Bisnis Yordania Indonesia (IJBC) untuk membangun House of Indonesia (Hol) di Amman, Yordania.
"Nantinya produk-produk yang ditampilkan akan dikurasi demi memastikan kualitasnya dan memastikan bahwa produk yang ditampilkan sesuai dengan selera Timur Tengah," tambah dia.
Pemerintah diketahui menargetkan pasar ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia pada 2018 mencapai USD2 miliar dan 2019 nilainya mencapai USD5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News