Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, strategi pembangunan industri yang berkelanjutan difokuskan pada peningkatan nilai tambah melalui inovasi dan pengembangan teknologi industri, pengembangan pola produksi yang dapat mengurangi pemborosan sumber daya, dan mengintegrasikan industri nasional dalam Global Value Chain (GVC) untuk menjamin ketersediaan sumber daya industri dan pasar bagi industri nasional.
"Kementerian Perindustrian telah melihat bahwa industri dunia dapat dikategorikan menjadi lima yaitu global innovation, resource insentive, regional processing, global technologies dan labor intensive. Indonesia memiliki porsi dalam setiap kategori tersebut namun secara khusus kami mendorong di sektor labor intensive melalui program industri padat karya orientasi ekspor," kata dia, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 27 November 2017.
Pengembangan pola produksi yang dapat mengurangi pemborosan sumber daya, lanjut dia, ditempuh dengan pengembangan kompetensi SDM industri, penerapan standar industri yang mencakup standar produk, standar teknologi, standar manajemen, standar tenaga kerja, dan standar sistem industri, serta mendorong efisensi penggunaan energi dan pemanfaatan energi baru terbarukan.
"Untuk itu daya saing Indonesia membutuh fondasi yang kokoh pada sisi sumber daya manusianya, di mana Presiden Jokowi telah meminta kepada kami untuk meningkatkan kualitas SDM industri. Oleh karena itu Kementerian Perindustrian telah mendorong melalui dua program yaitu link and match SMK dan industri dan pelatihan 3 in 1. Model ini kami adopsi dari sistem Jerman dan Swiss," jelas dia.
Untuk program link and match in telah dilaksanakan secara bertahap di beberapa provinsi. Kemenperin memulainya di Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah, lalu Jawa Barat dan terakhir di Sumatera bagian utara. Sehingga ditargetkan pada 2019 akan ada 1 juta tenaga kerja industri yang tersertifikasi integrasi industri nasional dalam GVC.
"Antara lain ditempuh melalui kerja sama internasional di bidang industri dengan negara-negara pasar utama produk industri, penyesuaian standar kualitas produk dan kompetensi jasa dengan standar negara tujuan, serta promosi produk industri di negara-negara yang berpotensi bagi pemasaran produk industri nasional," pungkasnya.
Dengan menerapkan strategi pembangunan industri yang berkelanjutan sebagai strategi pembangunan industri nasional, diharapkan bisa mewujudkan keberlangsungan industri di masa depan dengan memberikan jaminan ketersediaan bahan baku, meningkatkan daya saing dan memperluas pasar bagi industri baik pasar domestik maupun pasar internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News