ilustrasi.
ilustrasi.

Ekonom INDEF: Bukalapak Alami Dotcom Bubble?

Fauzan Hilal • 13 September 2019 16:00
Jakarta: Harga saham PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) Tbk terjun bebas dalam sepekan. Pada Senin 9 September 2019, EMTK masih berada pada level Rp 7200 per saham, tetapi pada penutupan perdagangan Jumat 13 September 2019, amblas menjadi Rp5.600, turun 22,22%.
 
Turunnya harga saham EMTK tersebut, seiring dengan hangatnya pemberitaan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Bukalapak yang merupakan cucu usaha EMTK.
 
"Saya juga melihat apakah ini sebagai tanda dari dotcom bubble? Valuasi besar-besar, tapi profitnya tidak ada. Saat itulah terjadi koreksi saham besar-besaran," kata Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, Jumat 13 September 2019.

Hal itu, kata Bhima, pernah terjadi di Negeri Paman Sam. "Tahun 1998-2000 di Amerika Serikat, perusahaan itu mengejar valuasi tinggi, tapi ternyata secara kinerja merugi," tuturnya.
 
Bhima melanjutkan, saat ini model persaingan usaha e-commerce jor-joran dalam menggenjot promo diskon. Akibatnya, pemegang modal terkuatlah yang akan menjadi pemenang. 
 
"Ujungnya, the winner takes all. Iya kalau jadi the winner, jadi pemenang? Ujungnya nanti, yang bisa bertahan dan kuat bertahan ya yang modalnya kuat," ungkapnya. 
 
Dia memperkirakan hanya akan ada satu atau dua pemain besar yang bisa bertahan. Adapun lainnya akan diakusisi, merger atau tutup.
 
Menurutnya, investor memiliki limit dalam berinvestasi. Di sisi lain, negara asal investor sedang mewaspadai resesi ekonomi.
 
"Pastinya akan berpengaruh ke suntikan modal yang disalurkan, entah secara langsung ke Bulalapak atau lewat EMTK," kata Bhima. 
 
Dalam kasus Bukalapak, kata Bhima, ada kekhawatiran Bukalapak bernasib sama seperti Uber di Indonesia yang harus merger ke perusahaan transportasi online yang lebih besar.  
 
"Bisa jadi, kalau investornya sudah tidak kuat menyuntik modal dia akan merger atau dijual ke perusahaan e-commerce yang lebih besar," pungkasnya.
 
Bukalapak mengakui melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Namun, hal itu bukan tanpa alasan.
 
Chief of Strategy Officer of Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan perusahaan ingin bertransformasi sebagai 'Sustainable E-commerce'. Sustainable E-commerce merupakan perusahaan e-dagang yang menghasilkan keuntungan.
 
"Kami ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih keuntungan, dan dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup," kata Teddy.
 
Usai melakukan PHK, lanjut Teddy, perusahaan menargetkan untuk memperoleh keuntungan dalam waktu dekat. "Kami menargetkan untuk dapat mencapai break even,bahkan keuntungan dalam waktu dekat," sebut dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan