"Tadi saya saran ke Presiden soal harga garam, supaya itu jangan lagi impor-impor kita, karena saya pikir itu membuat harga garam jadi turun. Apalagi impor pada waktu panen," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.
Luhut memaparkan produksi garam industri secara nasional mencapai 800 ribu ton pada 2021, seiring pembangunan pabrik garam di Nusa Tenggara Timur. Sehingga, Indonesia tak perlu lagi impor garam.
Menurut dia, impor garam akan menambah defisit perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bagi Indonesia. Ia berharap penghentian impor garam bisa menekan CAD.
"Jadi dari situ kita lihat current account deficit kita mestinya sangat bagus sudah. Karena 2023-2024 kita sudah ekspor USD35 miliar dari sana," paparnya.
Sebelumnya, petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merugi pada musim panen kali ini, karena hanya dihargai Rp300 per kilogram. Mereka berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk para petani garam, sehingga nantinya, kesejahteraan para petani garam bisa terjaga.
Di sisi lain, sejumlah tengkulak yang masih menyisakan ribuan ton garam di Cirebon, Jawa Barat, terpaksa harus menjual garamnya dengan harga yang lebih rendah. Hal tersebut membuat mereka mengalami kerugian.
Seperti yang terlihat di salah satu gudang garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Di gudang tersebut, masih terlihat tumpukan karung stok garam hasil panen tahun lalu.
Tumpukan garam juga terlihat disepanjang jalan masuk Desa Rawaurip. Masih banyaknya garam milik petani ini, dikarenakan sulitnya menjual garam. Sedangkan, petani garam di wilayah tersebut sudah mulai kembali memanen garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News