"Kita akan lihat dan cari solusi terbaik dengan sesuaikan cashflow agar bisnis Duniatex tetap bisa berlanjut," kata Sinthya seperti dilansir Antara, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2019.
Sinthya menjelaskan Eximbank sudah menyalurkan pembiayaan kepada Duniatex Grup sejak 2007 dan saat ini telah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp3,04 triliun.
Total dana tersebut dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebesar Rp2,12 triliun untuk Kredit Modal Kerja (KMK) pinjaman jangka pendek, sebesar Rp755,88 miliar untuk pinjaman jangka panjang, serta sebesar Rp173,19 miliar untuk porsi jangka pendek dari pinjaman bank jangka panjang.
Baca juga: OJK Tak Khawatir Duniatex Gagal Bayar Utang
Pembiayaan tersebut digunakan untuk delapan pabrik dengan 50 ribu pegawai dari total 26 pabrik yang dimiliki oleh Duniatex.
"Kita masih ingin memastikan, selain restrukturisasi yang berjalan, keberlanjutan bisnis ini ke depan juga penting," ujarnya.
Sinthya juga melanjutkan, sebenarnya ia tidak pernah menyangka bahwa debiturnya sedang mengalami kasus gagal bayar obligasi karena selama ini pembiayaan yang disalurkan kepada Duniatex Grup terbilang lancar.
"Selama bekerja sama dengan LPEI tidak pernah terjadi tunggakan, selalu tepat waktu. Kinerja pembayaran mereka sangat baik, tidak pernah missed," ucapnya.
Namun sebelumnya Duniatex Grup dikabarkan berpotensi gagal bayar utang obligasi karena rilis lembaga pemeringkat global, Standard & Poors (S&P) memangkas habis peringkat utang perusahaan yang tergabung dengan Grup Duniatex yaitu PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) dari BB- menjadi CCC-. Sebelumnya Fitch Rating juga telah menurunkan peringkat DMDT dari BB- menjadi B-.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
