Ketua dan Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli Restu Pratiwi mengatakan, berkurangnya jumlah pasar tersebut disebabkan oleh banyak hal, mulai dari ditinggalkan masyarakat, hilang akibat diterjang sebuah bencana, marak munculnya pasar modern, dan lain sebagainya.
"Dari situ, pasar banyak yang tidak mampu kembali bangkit. Jadinya, ini yang membuat pertumbuhan pasar minus. Sementara untuk pasar modern sendiri tumbuh tajam sebanyak 31,4 persen," ungkap Restu, saat mengunjungi Media Group, di Komplek Media Group, Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Berdasarkan data Danamon Peduli, sebanyak 12,5 persen penduduk Indonesia mencari nafkah di pasar rakyat. Bahkan, lebih dari 30 juta jiwa menggantungkan kehidupan dari pasar rakyat, belum termasuk petani, nelayan, peternak, buruh gendong, dan lain-lain. Merujuk data ini, setidaknya ada beberapa tujuan yang hendak digapai oleh Danamon Peduli.
Adapun tujuan yang dimaksudkan, yakni pertama untuk menghidupkan kembali pasar rakyat sebagai salah satu primadona ekonomi bangsa. Kedua, mengembalikan pasar rakyat sebagai pemasok utama sumber kebutuhan masyarakat. Ketiga, pasar rakyat dapat diandalkan sebagai rantai penjualan. Keempat, tempat interaksi sosial ekonomi yang memiliki aspek sejarah, budaya, dan edukasi
Untuk mengoptimalkan pertumbuhan pasar rakyat di Indonesia, Danamon Peduli memiliki sebuah program. Program yang dimaksudkan adalah Jelajah Pasar Rakyat Nusantara. Danamon Peduli mendatangi satu pasar ke pasar lainnya untuk dibangun dan diharapkan membawa dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
"Tapi, Jelajah Pasar Rakyat Nusantara ini kami lakukan di pasar yang berada di bawah naungan Kementerian Perdagangan atau dinas terkait," pungkas Restu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News