medcom.id, Jakarta: Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai, kritik yang dilontarkan Amerika Serikat (AS) kepada Bank Pembiayaan Infrastruktur Asia (AIIB) merupakan sebuah ketidakadilan yang ditunjukan negara tersebut.
"Selama ini Amerika itu sangat kritikal terhadap AIIB, sangat keras. Jadi ini memang tidak fair karena ada upaya dari negara yang sedang emerging ingin menyediakan financing kepada negara lainnya," ujarnya, di Kantor Kementerian Keuangan, Jalan Dr. Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2015).
Amerika Serikat selama ini selalu mengkritik bank milik China yang dirintis Oktober 2014 lalu, sebab dianggap sebagai kompetitor Asian Development Bank (ADB) yang dibentuk Amerika Serikat bersama Jepang. Padahal, menurut Bambang, selama ini Amerika Serikat tidak pernah menambah modal baik di World Bank maupun Asian Development Bank (ADB).
"ADB itu bukan inisiatif Asia murni. Itu adalah inisiatif dari negara barat Amerika dan Eropa, plus Jepang, untuk membiayai Asia. Kalau AIIB inisiasinya itu murni dari Asia, kita termasuk founding member. Meskipun di-drive oleh China tapi murni dari Asia," terangnya.
Bambang menambahkan, negara berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan kehadiran AIIB untuk memberikan pinjaman pembangunan infrastruktur. Terlebih lagi, target pemerintah saat ini fokus pada pembangunan infrastruktur.
"Source of financing kita terbatas. Makanya kita sangat welcome sama kehadiran AIIB. AIIB dan ADB itu komplementer di Asia, karena ADB itu tidak akan banyak masuk di infrastruktur. Mereka akan lebih banyak di pendidikan, kesehatan, masalah kemiskinan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id