Ketua Dewan APRDI Prihatmo Hari Mulyanto mengatakan, di era suku bunga rendah sekarang ini maka investasi di instrumen pasar modal bisa menjadi pertimbangan. Namun, tidak ditampik sebelum berinvestasi maka mengetahui lebih dalam tentang profil risiko diri sendiri penting untuk mengukur seberapa banyak risiko yang mampu ditanggung.
"Investasi di reksa dana bisa menjadi pilihan. Setiap orang membutuhkan pengelolaan uang lebih baik dan dicapai melalui suatu perencanaan keuangan yang baik dan hati-hati termasuk investasi mengenai bagaimana seseorang mengalokasikan ke instrumen yang sesuai," kata Hari, dalam sebuah program di MetroTV, Jakarta, Rabu 5 April 2017.
Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami penguatan sekarang ini dan beberapa kali mencetak rekor yang tinggi. Tentu kondisi itu akan memiliki pengaruh tersendiri bagi imbal hasil dari instrumen investasi yang berkaitan dengan pasar modal termasuk reksa dana saham.
Hari menjelaskan, reksa dana memiliki beberapa macam yaitu ada mayoritas investasinya di obligasi dan di reksa dana saham atau di campuran. Tentunya kondisi IHSG yang menguat sekarang ini otomatis imbal hasil dari reksa dana saham akan memberikan keuntungan. Tapi, Hari menekankan, penempatan investasi tetap perlu berhati-hati.
"Tapi jangan jadi spekulatif karena kita bicara investasi di reksa dana saham yang jangka panjang. Jadi, jangan mentang-mentang lagi bagus kita masuk dan seolah-olah seperti itu terus, jangan. Sebab, flukutasi akan terus terjadi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News