"Sehingga teknologi akan kita manfaatkan, dengan kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan di daerah untuk dia bisa melakukan. Dengan teknologi kita yakin bisa, ini salah satunya," ujarnya di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat 9 Juni 2017.
Pengunaan teknologi juga akan dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan. Dengan jumlah lembaga jasa keuangan yang cukup banyak, Wimboh yakin jika penggunaan teknologi untuk pengawasan akan lebih efisien.
"Jadi informasi bisa kita terima tanpa harus mengirim orang dulu. Kalau mengirim orang sebanyak-banyaknya bisa, tapi lama. Jadi pada saat kita datang ke bank, pengawasan sudah targeted, sudah simple, jadi tidak memerlukan banyak orang," jelas dia.
Dirinya menambahkan, pemanfaatan teknologi akan digunakan di internal OJK. Dengan begitu Wimboh berharap jika kinerja OJK akan lebih cepat dan transparan tapi tetap mengedepankan efisiensi di segala bidang.
"Tentunya teknologi informasi akan bagus sekali. Frekuensi rapat akan semakin pendek, dan rapatnya akan selected yang difokuskan untuk hal strategis. Jadi bisa kita melakukan keputusan yang terdistribusi ke bawah, dan informasi bisa dilakukan melalui teknologi," pungkasnya.
Tak hanya itu, adanya teknologi akan membantu kinerja OJK untuk mendeteksi secara dini jika ada masalah. Meski begitu, Wimboh mengakui jika untuk mengembangkan sistem teknologi ini membutuhkan effort yang cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News