Namun sayangnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel malah justru menyarankan agar Indonesia mengimpor pangan melihat harga beberapa komoditas makanan terus meninggi menjelang puasa dan Lebaran. Diperjelas, dengan harga di pasaran lebih tinggi dibanding harga referensi, maka Mendag meminta Kementan untuk segera memberi rekomendasi impor.
Dari pihak Kementan, telah memastikan kepada Kemendag bahwa stok pangan dalam negeri mencukupi meski saat puasa dan Lebaran permintaan meninggi. Bahkan, Amran Sulaiman menelepon Mendag untuk tidak mengimpor pangan dalam mengendalikan harga menjelang puasa dan Lebaran.
"Kalau kita mengimpor itu artinya memperkuat petani negara lain. Tentu tidak setuju. Semalam saya sudah telepon Mendag bahwa selama produksi dalam negeri cukup, kami tidak impor. Kesepakatan saya tadi malam dengan Mendag untuk tidak impor. Yang jelas selama cukup, kami tidak impor," tegas Amran saat mengunjungi salah satu sentra produksi bawang merah di Luwungragi, Bulakamba, Brebes, Jumat (12/6/2015).
Meskipun demikian, ada pula impor selundupan bawang merah yang masuk ke dalam pasar. Hal ini yang ditengarai para petani Brebes membuat lahan mereka mencari rezeki dalam menanam bawang merah, mati. Pasalnya, harga bawang merah impor lebih murah ketimbang bawang merah lokal.
Hal ini yang membuat Kementan harus bertindak cepat mengendalikan impor bawang merah ilegal. Menurut Amran, hal ini merupakan tindak kriminal yang harus ditangani oleh penegak hukum Kepolisian. Karena jika tak diatasi, maka para petani sulit untuk mendapatkan kesejahteraan.
"Kami minta Kapolres tangani dan tindak tegas yang menyelundup impor bawang merah ilegal. Kita harus segera atasi ini agar petani kita menikmati harga," pungkas Amran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News