Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, mengatakan meski PP ini baru akan ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin, 6 April besok, namun ia meyakini peraturan ini akan bisa diterapkan pada April. Menurut dia, PP ini nantinya juga akan mendukung kewajiban pencampuran biodiesel 15 persen ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar.
Ia menjelaskan, dana dukungan ini akan membantu pengembangan lahan kelapa sawit yang berguna untuk menstimulus kebijakan pencampuran biodiesel 15 persen ke solar. Kemudian, juga akan meningkatkan harga kelapa sawit yang diperkirakan akan terus melemah.
"Latar belakangnya hari ini karena suplai sawit itu berlebihan. Kalau tidak melakukan apa-apa, maka harga sawit akan terus turun. Sekarang saja sudah USD590 per ton," ujar dia, di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4/2015).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan pencampuran biodiesel 15 persen itu diharapkan akan menyerap biodiesel sebanyak 4,5 juta ton. Dengan demikian, maka komitmen pemerintah dalam mendorong energi alternatif dapat tercapai. Hal ini dilakukan guna melindungi lingkungan yang lebih sehat dan menjaga jebloknya harga sawit yang suplainya berlebih.
"Kalau kita tidak lakukan apa-apa, harga minyak sawit ini akan terus turun dan membuat petani-petani menderita. Dengan harga USD590 per ton, itu harga Tandan Buah Segar (TBS) sudah Rp1.000, dengan gunakan biodiesel kita mencapai beberapa tujuan, yakni tujuan lingkungan, diversi energi, mengurangi impor solar, membantu petani agar harga TBS-nya naik dan harga lebih terkendali," papar Sofyan.
Terkait dana dukungan, ia menjelaskan pemerintah saat ini tengah merumuskan PP yang menjadi landasan untuk pengumpulan dana dan mandatory biodiesel. Pengumpulan dana ini, sambung dia, dilakukan selama harga sawit masih di bawah USD750 per ton.
Menurut Sofyan, dana pendukung ini akan dikenakan bagi USD50 per ton ekspor dan USD30 per ton untuk turunan produk CPO. Nantinya, jika harga sawit di atas USD750 per ton, maka nanti kena bea keluar (BK) seperti ketentuan sekarang.
"Jadi semakin harga tinggi, BK (Bea Keluarnya)-nya semakin besar. Tapi kalau harga di bawah USD750 tidak ada BK seperti ketentuan yang ada sekarang," ujar dia.
Ia menambahkan, dana dukungan itu juga digunakan untuk menutup selisih harga antara Crude Palm Oil (CPO) dengan solar sehingga nantinya harga solar di pasaran tidak berubah setelah dicampur dengan biodiesel.
"Perbedaannya adalah mereka akan kita kolektif dana ini untuk menutup perbedaan harga MOpS dengan harga biodiesel yang lebih tinggi biodiesel," pungkas Sofyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News