"Tanaman kakao sangat besar di Tanah Datar, tapi belum tergarap maksimal. Mestinya di Nagari ini (Balimbing) juga didirikan pabrik cokelat," kata Wali Nagari Balimbing Syamsurizal ketika dihubungi dari Padang Panjang, Rabu (14/1/2015).
Dia menjelaskan, keberadaan Nagari Balimbing sebagai sentra tanaman kakao di Sumbar sudah seharusnya memiliki pabrik pengolahan cokelat itu sendiri. Dengan adanya pabrik cokelat di Nagari Balimbing itu kata dia, juga bisa
mengurangi biaya pengeluaran petani dalam menjual hasil panen ke sejumlah daerah.
"Selama ini petani juga harus memikirkan biaya transportasi dalam menjual hasil panen, sehingga hasil panen tidak bisa dinikmati itu hanya sebagian yang bisa dinikmati," ujarnya.
Petani kakao di Nagari Balimbing, Ida membenarkan kalau daerah itu butuh pabrik pengolahan cokelat, sehingga hasil panen bisa dinikmati dalam bentuk makanan siap saji. Selama ini petani di Nagari Balimbing cukup direpotkan dengan pemasaran hasil panen ke sejumlah daerah, baik itu Kota Batusangkar maupun ke sejumlah daerah lainnya di Sumbar itu.
"Biasanya kami menjual hasil panen cokelat ke Batusangkar dan Payakumbuh, maka dengan adanya pabrik cokelat di Balimbing ini, bisa mengurangi biaya operasional," tukasnya.
Tidak itu saja, sebut dia, keberadaan pabrik cokelat juga bisa mengolhan bahan baku menjadi makanan siap saji yang memiliki nilai lebih tinggi dari bahan baku yang di jual ke sejumlah daerah. "Kalau kami sudah bisa mengolah bahan baku menjadi makanan siap saji akan lebih baik, pemasarannyapun juga akan mudah dan bernilai tinggi," ucap dia.
Dia berharap pemerintah bisa merealisasikan keberadaan pabrik cokelat tersebut yang bisa membantu petani kakao di Nagari Balimbing. Nagari Balimbing sebagai sentra tanaman kakao di Sumbar memiliki luas lahan 400 hektar, 250 hektar diantaranya sudah bisa berproduksi dan 150 hektar sedang produksi awal.
Petani kakao saat ini baru bisa menghasilkan coklat 8 ton perbulan jika sebelumnya mencapai 16 ton perbulan. Kondisi itu karena adanya hama tanaman yang merusak buah cokelat.
Tanaman kakao itu juga dikelolah oleh 27 kelompok tani dari 54 kelompok tani yang ada di Nagari yang memiliki lima jorong dan 10 ribu penduduk serta 2.423 kepala keluarga tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News