Hal tersebut disampaikan Jokowi Seusai melihat fasilitas produksi dan hasil-hasil produksi PT Inka (Persero) di Madiun, Jawa Timur. Demikian seperti dikutip dari laman Setkab, Sabtu (7/3/2015).
Kendati demikian, proyek yang diberikan presiden kepada PT Inka ini pun harus dihitung dulu secara efisien. Misalnya, contoh dia, angkutan cepat massal atau Mass Rapid Transport (MRT) mempunyai nilai investasi Rp1,2 triliun per kilo karena bawah tanah.
Sementara monorel ada yang investasi sebesar Rp350 miliar, Rp240 miliar. Sedangkan investasi untuk LRT sekitar Rp200-an miliar.
"Jadi kalau di sini mestinya harusnya lebih murah gitu. Kalau lebih mahal berarti saya akan beli ke tempat lain. Perjanjiannya tadi ini. Di sini pasti lebih efisien," ujar Jokowi.
Menurut dia, Pemerintah akan memberikan penugasan selama lima tahun kepada PT Inka, sehingga produksinya bisa dijamin. Dirinya pun akan mencari regulasi agar jaminan produksi di perusahaan BUMN tersebut selalu ada, sehingga bisa dikerjakan siang malam selama dua shift.
Namun pemerintah masih menghitung, apakah pekerjaan yang ditugaskannya kepada PT Inka apakah akan berupa LRT Bogor ke Jakarta, Jakarta ke Cengkareng, atau dari Bekasi ke Jakarta. Diakui Jokowi, untuk perusahaan seperti PT Inkamemang diperlukan jaminan kelangsungan pesanan.
"Tidak bisa ordernya tahun ini ada, tahun depan enggak ada, tahun ini ada, tahun depan enggak ada. Kemarin produksi kereta ganti bis, bis nanti ganti mobil, jangan seperti itu. Memang produksi itu harus fokus," paparnya.
Oleh karena itu, Jokowi tidak ingin sembarangan memberikan proyek kepada PT Inka jika perhitungannya tidak tepat dan tidak efisien. Karena, dirinya harus membandingkannya dengan negara lain.
"Saya yakin di sini lebih efisien. Saya meyakini itu. Karena saya pernah pakai bus dari INKA. Enggak apa-apa, awal-awal seperti itu enggak apa-apa tapi yang kedua yang ketiga mesti harus lebih baik," pungkas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News