Sayangnya, PT INKA (Persero) yang memproduksi kereta api (KA) tak bakal ambil bagian dalam proyek ini. Direktur Komersial dan Teknologi INKA Yunendar Aryo Handoko mengakui, pihaknya hanya mampu memproduksi KA berkecepatan maksimal 180 kilometer (km) per jam.
"Kemampuan INKA itu baru sampai engineering dan design production. Kereta api yang kita produksi juga kecepatan maksimum 180 km per jam. Selain itu, kemampuan engineering dan design production masih belum memadai," ujar Yunendar, usai menghadiri Seminar Penyusunan Strategi Pengembangan Industri Penunjang Perkeretaapian, di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jumat (11/12/2015).
Meski tak mampu ikut mengambil bagian dalam proyek kereta cepat tersebut, namun PT INKA akan terus meningkatkan kualitas produksi termasuk engineering dan design. "Ya pasti lah, siapa yang tidak mau berkembang," yakin Yunendar.
Seperti diketahui, produksi kereta cepat yang akan dibangun untuk Jakarta-Bandung tersebut berkecepatan 250 km per jam. Proyek yang akan dibangun mulai 2016 ini memiliki panjang lintasan 140 km dengan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Gedebage.
Memang, jika dibandingkan dengan kereta cepat dunia, kereta cepat Indonesia masih jauh tertinggal. Kereta cepat Inter Citi Express (ICE) milik Jerman bahkan mampu memproduksi kereta berkecepatan 550 km per jam. Kereta Train a Grande Vitesse (Prancis) pun mampu memproduksi kereta cepat hingga 574,8 km per jam. Bahkan JR-Maglev MLX01 milik Jepang mampu memproduksi kereta berkecepatan 581 km per jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News